Kamis, 31 Desember 2009

KREATIVITAS DAN KECERDASAN EMOSIONAL

Pertemuan Ke11
KREATIFITAS

Oke..pada Pertemuan Ke 11 Ini Pak Amril mengemukakan berbagai tentang KReatifitas..
Sebelum kita lanjut mengetahui berbagai tentang kreatifitas,
KReatiifitas itu sendiri memiliki definisi sebagai berikut
• Kemampuan untuk memnciptakan atau berkreasi
• Proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, baik gagasan maupun objek dalam suatu bentuk atau susunan baru.
• Keterampilan untuk menemukan sesuatu yang baru, memandang subjek dari perspektif yang baru dan membentuk kombinasi yang baru dari 2 atau lebih konsep ( Evan )


Pola dasar berpikir kreatif

Dan pak amril mengartikan kreatiritas itu adalah sebagai berikut :
I = Imajinasi
D= Data
E=Evaluasi
M=Misi

Ciri Individu Berfikir Kreatif :
1) Bebas dalam berpikir
2)Penuh daya imajinasi
3) Bersifat selalu ingin tahu
4) Suka pengalam an baru
5) Penuh inisiatif
6) Bebas dalam berpendapat
7) Punya minat yang luas
8) Percaya diri
9) Tidak mudah menerima
10) Berani mengambil resiko
11) Senang tugsas majemuk
12) Ulet
13) Tidak pembosan

Beberapa penyebab rendahnya kreatifitas ?
1)Terlalu menekankan pada cara berfikir konvergen ( menganggap hanya ada suatu jwaban yang tepat ).
2) Kurang wawasan

Yang melemahkan daya KREATIFITAS
1) Takut mengubah kebiasaan
2) Takut berbuat salah dan ditertawakan
3) Tidak memiliki rasa humor

Kreatifitas dipengaruhi oleh Lingkungan, Keyakinan dan Intelektual.
Merasa diri tidak kreatif bisa mengakibatkan seseorang benar-benar tidak kreatif padahal setiap orang bisa kreatif asal tahu kata kuncinya.

Kenali kecerdasan Anda ( MULTIPLE INTELIGENCE ) !

Bagaimana meningkatkan kreatifitas ?
Daya dari kreativitas itu bisa melemah karena takut mengubah kebiasaan, takut berbuat salah dan ditertawakan, dan tidak memiliki rasa humor.
Selanjutnya kreativitas pun bisa ditingkatkan dengan cara :
1. Sebagai manusia yang diberikan akal pikiran, jelajahilah pikiran kita secara terus menerus dan terbika dengan berbagai gagasan
2. Mengembangkan pertanyaan, karena dengan begitu dapat membentuk kita untuk berpikir tidak biasa dengan pemikiran yang ada.
3. Kembangkan gagasan sebanyak-banyaknya
Pak amril said : “The best way to get good ideas is to get a lot of ideas”
Artinya, cara yang terbaik untuk mendapatkan suatu idea tau gagasan adalah untuk mendapatkan ide yang lebih banyak lagi.
4. Mengembangkan cara baru untuk melakukan sesuatu keluar dari zona AMAN. Berani mengambil resiko dengan apa yang akan dilakukan. Carilah cara-cara baru untuk mentranslatekan imaji kita dari hal-hal yang biasa atau yang aman-aman saja.
5. Gunakan imajinasi, bayangkan bagaimana orang yang sudah sukses melakukan sesuatu yang kini membuatnya sukses.
6. Isilah sumber inspiratif dengan releksasi

10 cara jadi kreatif


1) Yakinlah anda kreatif
2) Ekspresikan kreatifitas dalam pekerjaan dan kehidupan
3) Muncul jiwa kekanak-kanakan
4) Hilangkan pikiran logis
5) Lakukan sesuatu yang tidak biasa
6) Charge your mind
7) Baca buku, lihat keluar
8)Miliki kegiatan rutin ketika sedang buntu
9) Tuliskan segera ide yang muncul
10) Percaya bahwa anda bisa melakukannya

JADILAH KAKAP BESAR
1) KREATIF
2) ANALISIS
3) KRITIS
4) AMBIL KEPUTUSAN
5) PECAHKAN MASALAH
6) Belajar terus
7 )Sikap Positif
8) Aktif-disiplin
9) Rasional



KECERDASAN EMOSIONAL

Menurut persepsi orang dulu, emosi seringkali dianggap sebagai suatu hal yang negative, sehingga muncul anggapan tentang orang-orang yang emosional, jika terlihat ada orang yang suka marah atau situasi perasan cepat sekali berubah. Sedangkan dalam pandangan atau pola pikir konvensional bahwa emosi seringkali dianggap sebagai penghambat dalam kehidupan manusia. Dari pandangan-pandangan tersebut kita mendapat gambaran tentang emosi. Emosi menggambarkan perilaku, respon atau psikologis mengatur perasaan yang timbul karena adanya keinginan atau stimulus yang tidak terduga. Emosi pun muncul sebagai tanggapan individu atas suatu kejadian dalam lingkungan. Emosi seringkali memotivasi tindakan-tindakan, misalnya seorang anak kecil yang sedang marah, dia akan mendorong atau menendang benda yang ada di sekitarnya.

Lalu apakah ada hubungannya dengan EQ. EQ merupakan kemampuan dalam keterampilan bakat, minat dan sikap. Dan EQ juga dapat membentuk kemampuan dalam mengenali perasaan. Dalam sebuah temuan menggambarkan, kecerdasan intelektual itu diukur dengan IQ yang menyumbangkan 20% bagi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kesuksesan hidup seseorang, sedangkan 80% lainnya disumbang oleh kecerdasan lainnya seperti kecerdasan emosional.

EQ memiliki dimensi, pertama, kecakapan pribadi berhubungan dengan kemampuan mengenali diri sendiri, sadar diri, pengaturan diri dan motivasi diri). Kedua, kecakapan social berhubungan orang lain seperti Empati dan keterampilan social/interaksi dengan orang lain. Dalam kesadaran diri, mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, potensi diri dan intuisi. Kesadaran emosi merupakan mengenali emosi diri sendiri dan pengaruhnya dalam diri kita. Penilaian diri secara teliti mampu mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri. Percaya diri pun merupakan kesadaran diri yang menyakinkan kita tentang harga diri dan kemampuan diri. Dalam pengaturan diri, berhubungan dengan pengolaan kondisi impuls (kata hati) dan sumber daya diri. Pengaturan diri ada kendali diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptasibilitas dan inovasi (menerima dan terbuka dari ide baru). Dalam motivasi diri, berhubungan dengan emosi yang mengatur atau memudahkan peralihan sasaran seperti dalam motivasi mencetak prestasi.

Selanjutnya, empati berhubungan dengan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain. Contohnya adalah memahami orang lain, orientasi pelayanan, mengembangkan oranglain dan mengatasi keragaman. Lalu adapula dimensi EQ yang lain yaitu keterampilan social berhubungan dengan kepandaian dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki orang lain. Seperti pengaruh dari pendapat oranglain dengan yang akan terjadi pada diri kita, lalu dalam berkomunikasi antar sesama, membangkitkan inspirasi dan memadukan orang lain dan berhubungan dengan hal hal untuk memulai dan mengelola perubahan.
Dalam materi kali ini sudah jelas bahwa memiliki kecerdasan emosional sangat penting. Orang yang cerdas bukan hanya memiliki kecerdasan intelektual
tetapi orang yang bisa mengendalikan emosinya disaat menjalankan dan menghadapi apapun.

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA ( Pertemuan Ke 10 )

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA
Jum’at, 3 Desember 2009

Pada Pertemuan ke 10 kali ini Pak Amril telah membahas tentang apa saja yang berkaitan dengan Pembinaan disiplin siswa.

Pengertian
Disiplin siswa = Kepatuhan dan ketaatan terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang harus diikuti dan dilaksanakan oleh setiap siswa.
Pendisiplinan Sekolah =
Usaha sekolah untuk memelihara siswa agar tidak menyimpnag dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan tatib yang ada disekolah.
Tujuan =
1 ) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang
2) Mendorong siswa melakukan sesuatu yang benar
3) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah.
4) Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat bagi lingkungannya.

Disiplin ada dua
1) Disipliln pereventif
Upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku
2) Disiplin Korektif

Penyebab Perilaku Indisiplin
1) Guru
2) Kondisi sekolah yang kurang menyenangakn, kurang teratur
3) Siswa
4) Kurikulum, terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel ,dan terlalu dipaksakan dan lain-lain.
Upaya guru menumbuhkan disiplin
1) Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya
2) Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya
3) Menggunakan pelaksanaan aturan dengan sebuah alat : Baik kesal
Pentingnya disiplin dalam proses pendidikan dan pembelajaran
1) Rasa hormat terhadap otoritas dan kewenangan.
2) Upaya untuk menanamkan kerja sama.
3) Kebutuhan untuk berorganisasi
4) Rasa hormat terhadap orang lain
5) Keinginan untuk melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan.
6) Memperkenalkan contoh perilaku yang tidak disiplin.
Strategi yang bisa dirancang untuk membangun disiplin pada siswa ( Reismen dan Payne )
1) Menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin
2) Keterampilan berkomunikasi
3) Konsekuensi –konsekuensi logis dan alami
4) Klarifikasi nilai
5) Analisis transaksional ( Ada proses membangun kesepakatan )
6) Terapi realitas
7) Disiplin yang terintegrasi
8) Modifikasi perilaku
9) Tantangan bagi disiplin
PERATURAN-PERATURAN
Peraturan Otoritarian
1)Peraturan dibuatb sangat ketat dan rinci
2) Siswa harus patuh dan taat
3) Menerima sanksi dan hukuman berat
4) Bila berhasil memenuhi peraturan
Peraturan Permisif
1) Orang diberi kebebasan bertindak menurut keinginannya
2) Diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri
Peraturan demokratis
1) Ada penjelasan, diskusi, dan penalaran membantu untuk membantu anak memahami dab mengapa diharpakn mematuhi dan mengikuti aturan.
2) Teknik ini menekankan aspek edukatif dan aspek hukuman
3)Sanksi atas hukuman dapat diberikan bagi yang menolak dan melanggar tata
4)Hukuman dimaksude sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi
5) Kemandirian dan tanggung jawab yang berkembang

STRATEGI BELAJAR

Pertemuan Ke 8
Sebelum masuk kedalam materi yang akan dipelajari yaitu mengenai strategi dan metode belajar, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa fungsi dan tujuan dari belajar tersebut. Karena seluruh proses kehidupan manusia adalah belajar, seluruh aktivitas adalah bagian dari proses belajar. Dengan belajar kehidupan manusia dapat lebih baik dan bermanfaat serta akan mengetahui aspek terdalam suatu bidang ilmu yang dapat memberikan manusia referensi maksud dari definisi ilmu itu sendiri. Selain itu, setiap agama yang ada di dunia mewajibkan umatnya untuk belajar agar memiliki pengetahuan yang baik.

Selain belajar, terdapat isilah lain yang sering digunakan dalam dunia pendidikan yaitu pembelajaran. Pembelajaran membicarakan mengenai interaksi terhadap guru, dosen, atau lingkungan. Belajar yang baik adalah belajar yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar atau yang sering disebut seagai pembelajaran kontekstual. Proses pembelajaran tidak boleh dilakukan oleh orang yang sembarangan, harus dilakukan oleh orang yang profesional dan memiliki pengetahuan khusus dibidangnya untuk memberikan kemungkinan dan atau kemudahan untuk memperoleh pengetahuan untuk memperoleh kegiatan yang kita lakukan sehari-hari oleh orang lain untuk belajar dengan sengaja, terarah serta terkendali. Pembelajaran sebaiknya intervensi dengan tujuan terjadinya belajar.

Dalam pembelajaran terjadi perubahan paradigma pendekatan pembelajaran. Perubahan paradigma yang pertama adalah perubahan paradigma pengajaran pembelajaran (teacher centered) menjadi student centered, maksudnya adalah agar para siswa dapat lebih nyaman dan aktiv dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Perubahan yang kedua adalah perubahan landasan yaitu teori belajar behavioristik ke teori belajar konstruktivistik maksudnya adalah peserta didik akan lebih pandai mengontrol dan memilih pengetahuan yang harus diterapkan dalam hidup. Dalam behavioristik terdapat aktivitas penambahan pengetahuan, pengetahuannya bersifat objektif dan pasti, pengetahuannya tersetruktur dengan rapih dan seragam. Sedangkan dalam kontruktivistik hal yang dilakukan adalah pemaknaan atau pengetahuan, pengetahuan nonobjektif dan senantiasa berubah, serta pengetahuan tersetruktur secara rumit dan beragam. Dan perubahan yang terakhit adalah pendekatan ilmiah yaitu perubahan-perubahan terhadap teori-teori pembelajaran sehubungan dengan berkembanganya zaman serta kebutuhan hidup.

Ada beberapa macam proses pembelajaran yaitu dosusun secara sistemik dan sistematis ; interaksi yang optimal, dosen, mahasiswa, dan sumber belajar ; serta suasana yang menyenangkan, menantang, mendorong semangat dan kegiatan, memungkinkan berkembanganya prakarsa/ inisiatif/ koridor yang diberikan, memberikan keteladanan, membangun kemandirian.

Ada satu jenis pembelajaran yaitu sistem pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu, tema ditinjau dari beberapa mata pelajaran. Pada pembelajaran tematik disediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum serta menawarkan dinamika dalam pembelajaran. Menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum, menyediakan pembelajaran yang integratif dan membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide pemahaman.

Pembelajaran koperatif yaitu mengorganisasikan isi ajaran dan kegiatan belajar sehingga terjadi proses belajar yang aktiv. Kategori belajar aktiv meliputi ; belajar yang menemukan (discovery learning) ; belajar berbasis masalah (problem based learning) ; belajar kontekstual (contextual learning) ; belajar mandiri (independent learning) ; belajar kooperatif (cooperativ learning) ; blajar pemetaan konsep (concept mapping learning).

KONSEP DASAR MANAJEMEN KESISWAAN

Konsep dasar
Manajemen Kesiswaan

Pada Pertemuan ke 2 ini Pak Amril menjelaskan mengenai konsep dasar dari Manajemen Peserta didik.
Pengertian manajemen ?

Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya secara efektif dan efisien, untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengertian peserta didik ?

w Anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur (formal, informal, non formal); jenjang (dasar, menengah, tinggi) dan jenis pendidikan (umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, khusus) tertentu

Fungsi manajemen peserta didik :

w Fungsi Manajerial :

P O A C

w Fungsi operasional :

Rekrutmen, Seleksi, Penempatan, Orientasi, Pengembangan, BK, layanan tambahan, pemberhentian, sistem informasi kesiswaa

Aspek dalam perencanaan :

w Pemilihan dan penetapan tujuan

w Analisis kohort : menjelaskan akibat yg terjadi terhadap populasi kohort setelah diamati dan diikuti selama jangka waktu tertentu

w Penentuan:

Ø strategi

Ø kebijakan

Ø program

Ø prosedur

Ø metode

Ø sistem

Ø anggaran

Ø standar yang dibutuhkan

pengorganisasian :

w Penentuan sumber daya dan kegiatan untuk mencapai tujuan

w Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau tim kerja

w Penugasan tanggung jawab tertentu

w Pemberian kewenangan

Pengarahan :

w Membuat orang mau bekerja

w Komunikasi

w Motivasi

w Disiplin

Pengawasan :

w Apakah tujuan tercapai ?

w Kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan jangan terjadi lagi

w Penetapan standar

w Penentuan ukuran kinerja

w Pengukuran hasil pelaksaan à dibandingkan dgn standar

w Pengambilan tindakan koreksi à bila ada penyimpangan

Rekruitmen :

w Membuat calon siswa terpikat

w Saluran informasi

w Evaluasi: jumlah pendaftar, jumlah yang diterima, jumlah yg masuk

w Form-form

Seleksi

w Tantangan ethis

w Tantangan organisasi

w Langkah2: administratif, tes2 (psiko, TPA, performance), wawancara, evaluasi medis, keputusan hasil seleksi.

Penempatan :

w Penempatan di klas

w Penjurusan

w Manajemen kelas: posisi, moving class, staying class

Orientasi :

w Tujuan

w Materi : sejarah, fasilitas, hak dan kewajiban, personalia, tata tertib, tata krama

w Teknis, mekanisme, cara

w Waktu

w pelaksana

pengembangan :

w Kurikuler à akademik

w Ko kurikuler

w Ekstra kurikuler

w Organisasi à kepemimpinan

Bimbingan dan konsel :

w merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang;

w mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;

w menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya;

w mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Fasilitas layanan :

w Beasiswa

w Kantin

w UKS, klinik, dokter kecil

w Sarana olahraga dan seni

w Sarana ibadah

Pemberhentian :

w Droup out

w Pindah à mutasi

w Lulus

Paparan tersebut diatas merupakan bahan yang diberikan oleh pak amril pada saat menjelaskan mengenai konsep dasar manajemen kesiswaan, dengan penjelasan dari beliau yang cukup gamblang dan mudah dimengerti membuat kita semua mahasiswa manajemen pendidikan reguler 2008, khususnya saya dapat lebih mengerti bahgaimana memanage peserta didik yang baik dalam penerapan konsep yang akan diterapkan.

MANAJEMEN KELAS

Manajemen kelas adalah jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.

Manajemen kelas berkaitan dengan upaya-upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif, yang didalamnya terdapat mencakup pengaturan peserta didik dan fasilitas penunjang.

Ada beberapa masalah dalam manajemen kelas yang dapat mengganggu kelancaran dalam pengorganisasian kelas serta kegiatan belajar mengajar. Masalah dalam manajemen kelas dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu masalah individual dan kelompok. Masalah individual adalah masalah yang ditimbulkan oleh masing-masing peserta didik secara sendiri-sendiri, misalnya adalah ; perilaku mencari perhatian, biasanya orang ini dengan segala cara akn mencari perhatian dari seorang pendidik sehingga dapat mengganggu proses belajar mengajar di kels ; perilaku menunjukkan kekuatan, untuk peserta didik yang satu ini adalah salah satu pemanfaatan skill yang salah dalam dirinya, yaitu dengan kepandaiannya atau dengan segala apa yang dimilikinya dia berusaha untuk memperlihatkan seluruhnya kepada setiap orang yang ada di dalam kelas ; selanjutnya adalah perilaku menunjukkan balas dendam, tindakan ini jelas mengganggu aktivitas belajar mengajar di dalam kelas ; peragaan ketidakmampuan, jika semua siswa atau sebagian siswa menunjukkan peragaan tidak mampu maka akan sulit bagi guru untuk memberikan materi dengan tanggapan siswa yang seperti itu. Yang selanjutnya adaah masalah kelompok, yang pertama adalah ; kelas kurang kohesif, mereka membuat kelompok-kelompok kecil berdasarkan perbedaan jenis kelamin, asal daerah, suku dan lain sebagainya sehingga pengajar mengalami kesulitan dalam mengkolaborasikan mereka menjadi sebuah pribadi dalam pengajaran yang sama ; penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kesepakatan, hal ini sangt menjadi masalah di dalam manajemen kelas, karena peraturan yang disepakati sendiri saja masih dapat dilanggar, bagaimana dengan peraturan yang hanya ditetapkan oleh seorang pengajar ; kelas mereaksi secara negativ terhadap seseorang anggotanya, maksudnya adalah negativ thinking dalam kelas sangtlah tinggi, mereka menuduh orang seenaknya dengan bukti yang kurang jelas. Selain itu dengan reaksi negativ yang ditunjukkan oleh beberapa orang di dalam kelas dapat membuat peserta didik tersebut merasa dikucilkan sehingga dapat memperlambat proses pembelajaran di dalam kelas ; kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang telah digarap ; semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair ; kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru, maksudnya adalah siswa akan dengan mudah menjadikan pergantian suasana sebagai kendala karena terlalu sering beradapan dengan hal yang sama namun ketika mengalami sedikit saja perubahan maka kelompok siswa tersebut akan sangat terganggu dengan perubahan itu sendiri.

Selain itu kita harus melakukan pendekatan manajemen kelas. Ada beberapa metode dalam melaksanakan pendekatan manajemen kelas ; yang pertama adalah dengan cara otoriter yaitu dengan cara mengawasi siswa dengan sedikit aturan yang menuntut ; selanjutnya dengan intimidasi yaitu menertibkan dengan cara intimidasi siswa ; selanjutnya adalah dengan cara permisif yaitu memberikan kebebasan kepada siswa, apa yang ingin dilakuakn oleh siswa asalkan untuk kebaikan guru hanya memantau dari jarak jauh dengan apa yang dilakuakn siswa ; resep masakan yaitu mengikuti dengan tertib dan tepat hal-hal yang sudah ditentukan, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Rabu, 30 Desember 2009

REKRUTMEN PESERTA DIDIK

PERTEMUAN KE 5

Pembahasan mengenai Rekrutmen Peserta didik, perlulah mengetahui apa fungsi dan esensi dari sebuah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan mempunyai berbagai fungsi. Dapat kita cermati dari fungsi tekhnis atau ekonomis, fungsi sosial, fungsi politik, fungsi pendidikan, dan fungsi spiritual.

1. Jika dilihat dari fungsi tekhnis dan ekonomis, lembaga pendidikan berfungsi untuk memperbaiki ekonomi indvidu, keluarga ataupun masyarakat.
2. Lembaga pendidikan berfungsi dalam konstribusi pada tatanan sosial yaitu hubungan antar manusia dan konstribusi pada peradaban contohnya dapat menanamkan budaya disiplin pada setiap orang. Budaya lama yang baik dapat menimbulkan efisiensi yang out of date. Budaya yang kurang baik sebaiknya diperbaiki agar menjadi baik.
3. Pada fungsi politik, lembaga pendidikan berfungsi untuk kepentingan negara dimana warga negara tahu hak dan kewajibannya dalam hal kepemimpinan, partisipasi, demokrasi, kewenangan dan lain-lain.
4. Lembaga pendidikan menimbulkan proses transformasi Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi serta budaya yang mengembangkan efek layananan masyarakat.Transformasi berarti apa yang anda lakukan harus ada eksistensinya.
5. Fungsi lembaga pendidikan dalam spiritual adalah berfungsi memahami hakikat kemanusiaan dan kesempurnaan Sang Pencipta. Pendidikan harus membuat kita mengetahui kesederhanaan.

Perekrutan peserta didik adalah suatu proses pencarian dan pemikatan calon peseta didik yang mampu untuk mendaftarkan sebagai calon peserta didik disuatu lembaga pendidikan tertentu. Tahapan rekrutmen peserta didik dapat dicari dengan penyertaan form atau aplikasi pendaftaran. Pelaksanaan rekrutmen dapat dilakukan sendiri di sekolah, kolektif atau lembaga rekrutmen.
Hal-hal yang harus di tentukan dalam rekrutmen peserta didik :

* Penentuan lembaga pendidikan; setiap lembaga pendidikan harus menentukan apa saja yang menjadi tujuan lembaga pendidikan tersebut didirikan agar kegiatan pendidikan dapat terarah sesuai dengan tujuan.
* Penentuan kriteria peserta didik yang akan diterima. Tentunya penentuan kriteria harus disesuaikan dengan tujuan.
* Membuat estimasi jumlah rombongan belajar secara keseluruhan.
* Penentuan jumlah peserta didik tahun ini.
* Penentuan jumlah peserta didik yang akan diterima dengan memperhatikan kriteria gender, prestasi calon peserta didi dan lain-lain.

Sumber rekrutmen dapat dilakukan melalui :

1. Walk ins dengan cara mencatat calon peserta didik yang tertarik dengan lembaga pendidikan tersebut walaupun calon peserta didik hanya bermaksud untuk melihat-lihat.
2. Internet dengan cara membuat blog atau membuat iklan di internet.
3. Advertising; Want ad yaitu dengan cara mengurangi informasi secara lengkap termasuk dengan cara mengurangi informasi Biaya yang harus dikeluarkan, dan blind ad yaitu dengan cara memberikan informasi terbatas.
4. Melalui lembaga pendidikan yang setingkat dibawah atau bukan.
5. Melalui organisasi atau komunitas, melalui komunitas atau organisasi informasi dari mulut ke mulut dapat terlaksana.
6. Open house; dengan cara mempersilahkan para calon peserta didik melihat sarana dan prasarana yang ada pada lembaga pendidikan tersebut.

Evaluasi dalam rekrutmen dilakukan untuk mengetahui efektivitas dalam rekrutmen. Evaluasi dapat dilihat dari :

* Jumlah pendaftarannya
* Jumlah yang diusulkan untuk diterima.
* Jumlah yang diterima sesuai dengan target atau tidak.
* Pemanfaatan saluran rekrutmen dilakukan dengan efektif atau tidak.
* Pelaksanaan rekrutmen.
* Biaya-biaya

Terdapat berbagai kendala yang dihadapi dalam rekrutmen, kendala-kendala tersebut diantaranya :
1. Kebijakan organisasional, dapat dilihat dari :

* Kenaikan kelas, kelulusan, mutasi.
* Biaya pendidikan
* Penerimaan siswa lokal atau luar kota.

2. Supply and demand.
3. Kondisi lingkungan eksternal dipengaruhi oleh kondisi ekonomis dan persaingan.

4. Persyaratan peserta didik yang diterima yang tidak sepenuhnya dimiliki oleh calon peserta didik.

SELEKSI, PENEMPATAN & ORIENTASI

PERTEMUAN KE ENAM


Pada pertemuan ke 6, Pak Amri menjelaskan tentang seleksi, penempatan dan orientasi. untuk itu pertama kita akan membahas tentang seleksi terlebih dahulu.
SELEKSI
Seleksi merupakan serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Dimana penyeleksian merupakan perpaduan antara kebutuhan pelamar dan kebutuhan lembaga pendidikan. Jika antara pelamar dan lembaga pendidikan memiliki kebutuhan yang berbeda maka pelamar tidak di terima dalam proses penyeleksian.
Tantangan dalam seleksi terdiri atas :
1. Tantangan Supply; tantangan supply merupakan tantangan yang terkait dengan ketersediaan calon.

* Dapat dikatakan positif jika makin banyak pelamar maka makin mudah untuk memilih yang terbaik.
* Dapat dikatakan negatif jika banyak pelamar maka pekerjaan administrasi semakin bertambah, waktu yang dibutuhkan juga semakin lama, dibutuhkan sumber daya yang lebih banyak. Jika dalam proses seleksi terdapat banyak pelamar, maka biaya yang dibutuhkan juga semakin besar.

2. Tantangan Etnis

* Kesetaraan gender; apakah siswa yang akan diterima semuanya wanita atau laki-laki?
* Familly sistem (KKN); proses penerimaan siswa baru karena adanya rekomendasi atau dengan tes
* Sogokan (surat sakti); dapat berbentuk uang.
* Transparansi,

3. Tantangan Organisasional

* Visi dan misi organisasi; kejelasan untuk melihat dan menunjukan kepastian keberadaan sekolah tersebut.
* Keterbatasan: sarana, pembiayaan dan alokasi.
* Materi layanan
* Sumber daya manusia


Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses seleksi :
1. Seleksi Administratif

* Untuk mengetahui secara administratif telah terpenuhi
* Seleksi administratif mencangkup : a. pengisian formulir, b. bukti pembayaran seleksi jika ada, c. kelengkapan dokumen pendukung (ijazah, NEM, Sertifikat), d. ketentuan lain-lain

2. Tes-tes, alat bantu untuk memadukan kriteria yang diterima dengan kondisi calon siswa atau pelamar.

* Alat tes harus memenuhi standar, harus valid dan reliabel.
* Tidak semua indikator yang ditetapkan bisa diukur dengan tes.
* Materi tes terdiri dari psiko tes, pengetahuan (potensi akademik), performance.
* Harus memperhatikan aspek kelayakan (feasibility) dan fleksibilitas.

3. Wawancara seleksi

* Percakapan formal dan mendalam yg dilakukan untuk mengevaluasi hal-hal yang dapat diterima (acceptability) calon.
* Tipe wawancara: individual, kelompok.
* Jenis pertanyaan: tidak terstruktur, terstruktur, campuran, problem solving, stress interview.
* Pewawancara harus active listening, ramah, menunjukkan perhatian kepada orang lain.
* Terminasi; beri kode jika waktu habis.
* Evaluasi hasil wawancara ; pada saat wawancara harus menggunakan acuan.

Kesalahan dalam wawancara

* Hallo effect -- menggunakan data terbatas, berprasangka tentang hal-hal lain
* Leading question -- mengarah pada jawaban yang diinginkan pewawancara
* Personal biases -- prasangka pewawancara terhadap kelompok tertentu
* Domininasi pewawancara -- menggunakan waktu untuk menceritakan diri sendiri pewawancara atau tidak relevan dengan materi pewawancara.

4. Pemeriksaan referensi

* Personal references; informasi karakter calon dari orang-orang yang mengenal secara dekat.lebih menekankan aspek positif dari calon. Muatan terdiri dari kemampuan akademik, kemampuan finansial, kemampuan menjalani proses pendidikan
* Performance references; referensi yang menggambarkan kemampuan atau prestasi calon -- dibuktikan dgn fotocopy dokumen.

5. Evaluasi medis

* Menunjukkan kesehatan calon siswa.
* Pelaksana : lembagaà pendidikan secara mandiri atau menyerahkan kepada lembaga kesehatan.
* Arah : a. mengurangi alokasi anggaran untuk kesehatan dan asuransi, b. Agar calon lancar mengikuti proses pendidikan tanpa halangan kesehatan.

6. Keputusan penerimaan

* Media : papan pengumuman, surat, jaringan internet, telpon.
* Materi: a. hanya yang lulus, b. termasuk cadangan, c. yang tidak diterima juga diumumkan.


PENEMPATAN
1. Menempatkan calon yang lulus seleksi pada kelas yang sesuai dengan kemampuan atau kondisi lain peserta didik.
2. Dasar penempatan dapat dilakukan dengan melihat :


* Hasil seleksi
* Homogen atau heterogen
* Jadwal belajar
* Gender
* Lain-lain

ORIENTASI / INDUKSI

1. Memperkenalkan siswa baru terkait hak dan kewajiban, dengan organisasi, dengan siswa lain.
2. Muatan materi orientasi terdiri dari

* Masalah-masalah organisasional
* Perkenalan
* Hak dan kewajiban
* Fasilitas
* Mekanisme, prosedur, ketentuan tentang: pembelajaran, pembimbingan, ujian.

3. Bentuk

* Formal : ada acara khusus yang bersifat formal.
* Informal (buddy system); siswa baru diajak berkeliling melihat fasilitas dan menemui pihak-pihak terkait yang ada disekolah baru.


4. Manfaat orientasi

* Dengan orientasi siswa dapat melakukan penyesuaian diri dengan keadaan sekolah barunya.
* Optimalisasikan kemampuan yang ada dalam dirinya.
* Dengan orientasi dapat menumbuhkan kohesivitas.

Senin, 19 Oktober 2009

Perencanaan Peserta Didik

PERENCANAAN PESERTA DIDIK

Perencanaan dalam hal ini berbicara tentang banyak hal, yaitu :

ü Berbicara untuk waktu yang akan datang dan apa yang akan kita tuju

ü Berbicara tentang pengambilan keputusan, yaitu memilih alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada

ü Berbicara tentang sistematis ( berurutan ) yaitu menggunakan langkah dan prinsip tertentu misalnya prinsip ilmiah

ü Berbicara tentang apa yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan dengan hasil yang baik

Pengertian perencanaan itu sendiri adalah penentuan urutan tindakan, prakiraan biaya, dan waktu untuk mengelola peserta didik yang didasarkan atas data dengan memperhatikan prioritas yang wajar,bersifat efisien untuk tercapainya tujuan pendidikan.

Tujuan diadakan perencanaan adalah :

- Menentukan arah dan tujuan

- Menentukan apa yang akan dikerjakan

- Menentukan kapan dikerjakan

- Menentukan bagaimana cara mengerjakan

- Menentukan siapa yang mengerjakan ( job description )

Faktor eksternal yang mempengaruhi suatu perencanaan, yaitu :

* Analisis : industry dan market, competitor, political and regulatory, social, human resources, macro economic, tehnological

Faktor internal yang mempengaruhi suatu perencanaan :

* Analisis : financial, human resources assessment, marketing audit, operation analysis, ochen internal resources ( MIS, R dan D ) → research dan development

Untuk pendidikan, muatan perencanaan terdiri dari :

- Strategi

- Kebijakan yang ditentukan dan dilakukan

- Program apa yang akan dilakukan mis : ekstrakulikuler

- Prosedur , yaitu langkah – langkah untuk melakukan program

- Metode apa yang digunakan

- Sistemnya bagaimana

- Anggaran yang dibutuhkan

- Standar yang dibutuhkan

Materi dalam perencanaan peserta didik, yaitu :

- Rekrutmen

- Seleksi

- Penempatan

- Orientasi

- pengembangan

- Bimbingan dan Konseling

- Mutasi

- Fasilitas layanan

- Pemberhentian / redundansi

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN




Pertumbuhan dan Perkembangan

Manajemen Peserta Didik juga berkaitan dengan masalah Psikologi Perkembangan karena Manajemen Peserta Didik juga memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan masing – masing peserta didik. Istilah Pertumbuhan dan Perkembangan tidak dapat dipisahkan dalam diri setiap individu.

Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif mengenai aspek fisik / biologis. Pertumbuhan juga perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi – fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu. Sedangkan, Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani. Dapat juga dikatakan bahwa perkembangan adalah proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks.

Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sangat memiliki berbagai kebutuhan, yaitu Primer dan Sekunder. Dalam hal ini harus dapat dibedakan antara kebutuhan ( needs ) dan keinginan ( want ) karena kedua hal itu berbeda versi.

Aliran Psikoper

* Asosiasi dari John Locke, mengatakan bahwa manusia dilahirkan seperti kertas putih yang kemudian diisi dengan pengalaman. Pengalaman yang dimaksud dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Pengalaman Luar : pengalaman yang diperoleh dengan panca indera, yang menimbulkan “ sensations “

Contoh : saat bertemu seseorang yang kita suka, kita pasti merasa sangat senang

1. Pengalaman Dalam : pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri yang menimbulkan “ reflextion “

Contoh : saat mendengar sebuah berita baik maupun buruk, setiap orang pasti memiliki respon yang berbeda – beda.

* Aliran Gestalt, mengatakan bahwa setiap bagian itu sangat penting. Jika bagian – bagian itu sudah klop maka bisa dikatakan menjadi sebuah kesatuan.
* Aliran Sosiologis, mengatakan bahwa perkembangan adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula –mulanya adalah bersifat sosial.

Perkembangan Intelek

Menurut kamus Webster New World Dictionary of the American Language, istilah intellect berarti :

* Kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti ; kecakapan mengamati hubungan – hubungan, perbedaan – perbedaan, dan sebagainya. Dengan demikian kecakapan berbeda dari kemauan dan perasaan.
* Kecakapan mental yang besar, sangat intelegence
* Pikiran atau intelegensi

Ada dua karakteristik perkembangan intelektual dalam remaja, yaitu :

* Sifat deduktif hipotesis

Maksudnya, dalam menyelesaikan suatu masalah , seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran bersifat teoritis, kemudian menganalisis masalah tersebut, dan mengajukan cara – cara penyelesaian masalah itu.

* Berpikir Operasional juga berpikir Kombinatoris

Maksudnya, sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis.

Implikasi terhadap Pendidikan

- Merangsang untuk diskusi dan penulisan makalah

- Diusahakan munculnya minat jangka panjang , yaitu relevansi dengan kehidupan masa depan

- Materi pelajaran mengandung nilai – nilai yang bermakna bagi kehidupan ( intrinsik )

- Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

- Peluang berekspresi dan berkarya

- Metode pembelajaran, yaitu keterampilan proses dan penemuan

Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orangtua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam dan di luar sekolah.

Minggu, 18 Oktober 2009

PARADIGMA BARU MANAJEMEN PENDIDIKAN

Pada awal perkuliahan pak AMril menjelaskan dan mengemukakan pendapatnya mengenai Paradigma baru Manajemen Pendidikan..menurut Beliau Untuk mengembangkan dunia pendidikan dibutuhkan beberapa informasi yang tentu saja akurat untuk mendukung pengembangan pendidikan menuju masa depan yang lebih baik. Selain itu, dunia pendidikan juga membutuhkan tenaga pendukung dari lembaga – lembaga terkait.

Untuk mencapai hal itu, sebelumnya perlu diketahui bagaimana sebenarnya paradigma baru dalam dunia pendidikan yaitu mengenai trend kini menuju masa depan dan bagaimana tuntutan terhadap kompetensi Sumber Daya Manusia.

* Paradigma baru dalam pendidikan mengenai trend kini menuju ke masa depan, yaitu :

1. Kompetitif

Untuk mencapai pendidikan yang lebih baik perlu diperhadapkan kepada persaingan – persaingan dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini, kita harus memiliki kemampuan, kemauan dan sumber daya manusia.

2. Transparan

Setiap individu harus jujur dan objektif .

3. Spesialisasi

Setiap individu harus memiliki sesuatu kemampuan yang istimewa

dalam suatu bidang tertentu dan mampu untuk mengembangkan

bidang itu.

4. Profesionalisme

Setiap individu bisa menjaga etika bekerja sepenuh hati.

5. Dinamis

Setiap individu harus mampu dan berani bergerak atau membuat

perubahan. Sebelumnya, ada beberapa poin yang mempengaruhi

perubahan, yaitu : eksperimen – making mistakes, taking risk –

growing, dan breaking rules – inventing.

6. Adaptif

Setiap individu mampu menyesuaikan diri dan mempunyai inisiatif

* Tuntutan terhadap Kompetensi Sumber Daya Manusia dibagi atas :
1. Pengetahuan

Maksudnya adalah setiap sumber daya manusia harus memiliki pengetahuan konseptual yang integratif dan aplikatif yaitu orientasi pada solusi, inovasi, dan kreatifitas serta nilai – nilai universal( lintas budaya )

*
2. Keterampilan

Sumber daya manusia harus mampu dalam komunikasi multi budaya, pemanfaatan, dan pengembangan intelektual, emosional, dan daya juang.

*
3. Sikap / perilaku

Sumber daya manusia harus memiliki sikap / perilaku yang dinamis dan fleksiebel ; inisiatif dan proaktif ; inovatif dan kreatif ; serta mandiri dan survive.

Kedua hal di atas sangat mendukung pengembangan dunia pendidikan. Pendidikan dapat dikatakan baik jika raw input, instrumental input, dan environmental input dapat dipersatukan dan saling mendukung satu sama lain demi mencapai tujuan nasionaL

Selasa, 06 Oktober 2009

MOTIVASI BELAJAR

Motivasi Belajar
Oleh: AsianBrain.com

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.

Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.
Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya?
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
• Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
• Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
• Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
• Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
• Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Stimulus motivasi belajar
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
• Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
• Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

Tips-tips meningkatkan motivasi belajar
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.

Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:
• Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.

Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.

Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
• Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
• Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.

Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

"Resep sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap." --William A. Ward

Minggu, 04 Oktober 2009

Pertemuan Ke 9 QUANTUM LEARNING


Quantum Learning

Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.

Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.

Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992)

Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.

Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut. Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.”

Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.

Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.

Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”

Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.

Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.

Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.

Sumber : Septiawan Santana Kurnia, Quantum Learning bagi Pendidikan Jurnalistik: (Studi pembelajaran jurnalistik yang berorientasi pada life skill); on line : Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan www.depdiknas.go.id