Rabu, 06 Januari 2010

my dream school..."CITRA DESIGN INTERNATIONAL SCHOOL"


Citra Design International School


A. Nama Sekolah

Sekolah adalah tempat para pendidik membentuk karakter siswanya. Sekolah mampu mengubah dan memformat pemikiran dan sikap siswa dalam menjalani kehidupannya. Namun dari banyak sekolah yang ada di negeri ini, cukup banyakkah yang mampu mencetak siswa yang berkarakter? Saya sebut karakter dengan pemahaman bahwa siswa yang diformat oleh sekolah A mesti memiliki karakter berbeda dengan siswa yang dibentuk oleh sekolah B. Namun jika kita melihat hasil pendidikan tidak membuat siswa itu berbeda dengan keluaran sekolah lain, berarti sekolah kita tidak mampu membentuk karakter. Atau bisa juga disebut, sekolah kita tidak memiliki karakter, atau biasa-biasa saja. Dari sana Saya memimpikan sekolah dengan karakter baik dari segi peserta didik, guru, kurikulum dan lingkungannya adalah sekolah yang berbasis Desain dengan teknologi yang canggih. Sekolah Impian Masa Depan Ini bernama “Citra Design International School”. Citra Design International School adalah sekolah yang mempelajari khusus berbagai hal mengenai Design. Saya memimpikan bahwa Citra Design International School tidak hanya berada pada Pusat Kota Jakarta tetapi akan dibangun di beberapa daerah diIndonesia dengan di Jakarta sebagai Center Study sekolah ini. Citra Design International School akan bekerja sama dengan perusahan-perusahaan design terbesar yang nantinya para lulusan ini akan magang dan bekerja disana. Lama pembelajaran disekolah ini adalah selama Tiga Tahun. Tujuan didirikan sekolah ini tentu saja menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan professional di bidang desain dimana desain dipandang sebagai sebuah usaha menciptakan karya seni yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan melihat suatu proses desain yang kegiatannya merancang, memproduksi produk-produk yang inovatif, kreatif, dan up to date, serta sebagai suatu sarana apresiasi atau wadah terhadap karya-karya yang dihasilkan, oleh karena itu proses desain ini diangkat sebagai karakteristik utama yaitu ekspresif yang memiliki arti sebagai perwujudan dari proses desain tersebut dengan dasar-dasar gubahan kompleksitas sehingga menciptakan suatu karya ekspresif yang mengintervensi bentuk-bentuk disekitarnya.


B. Kompetensi Output Citra Design Internasional School

Citra Design International School adalah sekolah yang nantinya akan
• Menghasilkan lulusan di bidang desain yang memiliki kemampuan mendesain, pengawasan, pengelolaan di bidang desain secara profesional dengan penuh rasa tanggung jawab tanpa meninggalkan kode etik profesi.
• Menghasilkan lulusan di bidang desain yang mampu menggunakan pola pikir dan penalaran yang inovatif, kreatif, efektif dan efisien didalam mengamalkan ilmunya kepada masyarakat, bangsa dan negara.
• Menghasilkan lulusan di bidang desain yang berkualitas dan mampu meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
• Menghasilkan lulusan di bidang desain yang memiliki kemampuan bersaing dalam profesi desain secara internasional.
• Menghasilkan lulusan di bidang desain yang tanggap dan peka terhadap perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta tuntutan pengguna secara internasional.
• Mencetak sumber daya manusia yang unggul lewat peningkatan kualitas penelitian dan layanan masyarakat dengan ciri inovasi teknologi dan kreativitas pemanfaatan ilmu pengetahuan.


C. Program pendidikan pada Citra Design International School
Saya mendesain Sekolah ini dengan memiliki beberapa program pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan, tingkatan, dan hasil tes masuk dan penempatan para siswanya dengan memiliki program utama dan program penunjang.
a. Program utama yang diberikan oleh Citra Design International School ini adalah Kegiatan pembelajaran rutin saya bagi menjadi 3 tingkatan sebagai berikut :


1. Threshold .Level ini mempelajari dasar-dasar dalam mendesain. Siswa diajarkan mendesain Animation (3D, 2D, Clay, segala jenis animasi )
Interactive Art [Website, Flash Games, berbagai games]
- Video [cinematography atau movie editing] dengan menggunakan berbagai aplikasi. Pada tahap ini siswa mempelajari dan benar-benar mendalami segala seluk beluk mengenai hal-hal tersebut sehingga dapat melanjutkan ke level selanjutnya.



2. Milestone. Di level ini, siswa diajarkan Digital Photography, Hand Drawing,Digital Art Work, Digital Graphic Design, Web Design Using Dreamweaver Web Design Using Flash dan berbagai hal lainnya mengenai design. Pada tahap ini siswa mempelajari semua hal diatas dan harus sudah bisa menguasainya secara rinci dan mulai mencoba mengimplementasikannya dalam suatu karya.


3. Mastery : Level ini adalah lanjutan dari Milestone. Di level ini, dimulai dengan para tenaga pendidik mengevaluasi para siswa tentang berbagai hal yang telah diajarkan pada level sebelumnya. Pada level ini, siswa diajarkan bisa menghasilkan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan pada level sebelumnya dalam wujud desain. Kemudian siswa banyak mengikuti kompetisi, mulai dari taraf nasional sampai internasional. Citra Design International School membuat kebijakan dan mewajibkan siswanya jika ingin mengikuti magang diperusahaan-perusahan yang memiliki relasi dengan sekolah ini adalah minimal memiliki 3 sertifikat mengenai design baik secara taraf daerah, nasional bahkan Internasiona. Jadi pada level ini siswa sudah dituntut untuk bisa menghasilkan karya dalam bentuk apapun mengenai materi yang diajarkan. Dan pada level ini, siswa telah dipersiapkan untuk menghadapi dan memenuhi dunia industri dan dunia kerja secara disiplin, kreatif, inovatif dan profesional.

b. Program Pendukung
Pada program ini Citra Design International School memiliki berbagai program pendukung yaitu adanya
1) Program pengembangan diri dan motivasi siswa. Yaitu program yang membantu dan meningkatkan diri dan motivasi siswa untuk dalam kegiatan pembelajaran yaitu diadakan kegiatan training motivasi dan kegiatan ekstrakurikuler.

2) Compelementary Class. Yaitu adanya program kelas tambahan bagi siswa yang belum mengerti pada materi ajar sebelumnya.

3) Communication Skill. Yaitu Program yang melatih, mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa untuk baik untuk memasuki perguruan tinggi dan terutama untuk yang menghadapi tuntutan dan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja.

4) Social Club. Yaitu sebuah simulasi lingkugan teknologi dimana siswa bisa belajar berkomunikasi, bersosialisasi dan bertikar pikiran dengan siswa lainnya melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

5) Study Tour. Program ini berupa kegiatan belajar sambil rekreasi dalam mengeksplor inspirasi peserta didik dalam menciptakan dan menghasilkan sebuah design. Kegiatan ini dilakukan setiap 1 tahun sekali ke perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang design an Universitas – universitas baik didalam maupun di Luar negeri.

5) The CDIS’s People. Ini adalah Komunitas siswa CDIS yang bersumber di Internet yang menjangkau seluruh Indonesia. Ini adalah salah satu wadah pendukung untuk meningkatkan kemampuan siswa secara nasional dan mendapatkan teman baru di CDSI seluruh Indonesia.


D. Sasaran Peserta didik Citra Design International School
Peserta didik yang akan menempuh proses pembelejaran di Citra Design International School ini adalah peserta didik yang berumur antara 14 - 30 tahun. Sasaran sekolah ini adalah pada siapa saja yang berada pada rentang umur tersebut yang ingin mempelajari design secara mendalam. Tidak hanya bagi peserta didik yang memiliki kemampuan atau passion di bidang design tetapi juga pada peserta didik yang memiliki minat terhadap bidang ini. Yang jelas mereka akan melewati seleksi lebih awal untuk mengklasifikasikan siapa saja peserta didik yang telah memiliki kemampuan dan yang memiliki minat.


E. Strategi Publikasi Citra Design International School
Strategi publikasi yang digunakan untuk mempromosikan sekolah ini dan menjaring siswa adalah pertama, tentu saja dengan menggunakan sumber internet yaitu media Website sekolah dengan membuat iklan dan promosi khusus mengenai sekolah ini. Kemudian melakukan promosi melalui iklan di Televisi dan Radio,Majalah dan Tabloid. Memberikan dan meyebarkan leafleft ke berbagai tempat mengenai apa saja yang terdapat pada sekolah ini dan terutama bagaimana sistem dan hasil pembelajarannya, memasang poster dan spanduk dilokasi-lokasi yang strategis untuk dapat menarik para pembacanya. Kemudian mengadakan Open House agar seluruh masyarakat dan sasaran peserta didik mengetahui dan melihat langsung bagaimana sekolah ini baik dari fasilitas, sarana, prasarana, proses pembelajaran dan lainnya.


F. Proses Seleksi Penerimaan dan Kriteria Design International School.
Untuk menerima dan megklasifikasikan calon peserta didik yang akan menempuh proses pembelajaran ini maka perlu dilakukan berbagai proses seleksi. Proses seleksi yang pertama adalah tentu saja calon peserta didik mengikuti seleksi administrasi yaitu calon peserta didik harus mengisi dan menyerahkan kembali formulir pendaftaran secara lengkap sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Calon peserta didik Design Internasional School harus melakukan pembayaran seleksi dan melampirkan bukti pembayaran pada formulir tersebut. Calon siswa juga harus melampirkan kelengkapan data-data sepertiyang diminta secara lengkap misalnya, hasil tes IQ, SKCK, ataupun sertifikat-sertifikat lainnya.

Kedua, Calon peserta didik mengikuti Placement Test. Placement Test ini terdiri dari beberapa ujian yaitu
1) Psikotes,

2) Uji potensi akademik,

3) Ujian Bahasa Inggris ( Untuk penempatan kelas Communication skill ) dan

4) Make Your Design test . Pada proses seleksi placement test ini calon peserta didik diuji untuk membuat sebuah desain diatas sebuah kertas dan menggunakan komputer mulai dari segi konsep, proses hingga hasilnya. Hal ini ntuk mengetahui batas kemampuan awal calon peserta didik dalam membuat sebuah design sebelum menempuh proses pembelajaran di Citra Design International School agar kegiatan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien).

Ketiga, proses seleksi yang terakhir adalah mengikuti proses wawancara. Pada proses ini, calon peserta didik akan diwawancarai mengenai pengetahuan, ketertarikan atau minat dan pengalamannya dalam bidang design yang terangkum dalam beberapa pertanyaan yang terstruktur dan sistematis untuk membantu dalam mengklasifikasikan dan menempatkan calon peserta didik secara tepat. Keempat,pemeriksaan proses kelengkapan tes secara keseluruhan, bagi calon peserta didik yang kurang melengkapi persyaratan tes untuk segera melengkapinya dan jika melewati batas waktu yang telah ditentukan maka calon peserta didik dinyatakan gugur.
Kriteria kelulusan calon peserta didik yang akan diterima adalah calon peserta didik yang telah mengikuti seluruh proses seleksi dan memenuhi standar yang telah ditetapkan Citra Design intenational School. Calon peserta didik harus mengetahui kemampuan dasar mengenai design dan mampu membuat design yang akan diujikan nanti sesuai dengan standar tersebut.

Minggu, 03 Januari 2010

PROGRAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK CERDAS ISTIMEWA BERBAKAT ISTIMEWA.

Mengenali ciri-ciri anak gifted :
Anak telah mampu membaca sebelum masuk sekolah,
perkembangan bahasanya lebih cepat dan baik, perbendaharaan katanya lebih banyak, suka mencari tahu jawaban dari "bagaimana" dan "mengapa" tentang sesuatu hal,
mampu bekerja mandiri sejak kecil dan melakukan pemusatan perhatian dalam jangka panjang,
mempunyai minat yang luas, bervariasi dan mendalam,mempunyai energi yang tinggiberhubungan dan berespon baik terhadap orangtua, guru, dan orang dewasa.
Suka berteman dengan anak yang berusia di atasnya, suka mempelajari sesuatu yang baru dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik dan efisien.
Keberbakatan anak gifted bersifat heterogen, artinya, sama seperti anak normal lainnya, bakat setiap anak gifted tentusaja berbeda satu sama lain. Maka upaya pengenalan dan penangannya juga berbeda. Mengalami perkembangan berbeda (uneven development). Mereka cenderung sangat pesat dalam satu aspek tapi pada saat bersamaan ada aspek lain yang terlambat

Layanan Pendidikan untuk anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa adalah AKSELERASI.
Akselerasi adalah
Program Pendidikan percepatan belajar yang diberikan kepada anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa.

Tujuannya adalah
1) Memberi kesempatan kepada siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk menyelesaikan program studi lebih cepat
2 )Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektif.
3) Memenuhi Hak Azasi manusia peserta didik yag sesuai dengan kebutuhan pendidikan bagi dirinya sendiri.
4)Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.
5)Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik.
6)Menimbang peran serta peserta didik sebagai aset masyarakat dan kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran.
7)Menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan.

Pro dan Kontra akselerasi

Pandangan Negatif
1) Akselerasi terkesan eksklusif karena anak cerdas istimewa di kelompokkan dalam kelas khusus.
2 )Proses pembelajaran yang cenderung bersifat homogen dari aspek kemampuannya akan membuat anak sulit bersosialisasi dengan teman sebaya mereka dan akan mengganggu proses perkembangan emosional dan psikologis
3 )Tidak ada “Transfer of Knowledge” dari anak cerdas istimewa kepada teman lainnya sebagai salah satu media dan bentuk sosialisasi di sekolah.
4) Bisa menimbulkan rasa rendah diri, inferior atau “teralienasi” teman-teman lainnya yang tidak termasuk kategori cerdas istimewa.

Pandangan Positif
1) Akselerasi telah menjadi program nyata bagi pelayanan anak cerdas istimewa yang selama ini terabaikan.
2)Guru sebagai ujung tombak proses pendidikan di sekolah akan lebih fokus dan
3) memiliki peluang untuk secara mandiri dan kreatif mengembangkan metode yang fleksibel disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak pada saat pembelajaran.
4) Penanganan siswa cerdas istimewa tidak dapat dilakukan oleh guru yang belum memahami karakteristik, masalah dan metode pembelajaran siswa cerdas istimewa.

Pembahasn Ke 15

Kepemimpinan Siswa

Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa / LDKS adalah sebuah pelatihan dasar tentang segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Pelatihan ini biasanya yang diberikan oleh Pengurus OSIS lama kepada calon Pengurus OSIS baru, baik untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas (untuk LDK tingkat sekolah menengah). Pelatihan dasar yang diberikan ini bertujuan untuk memberikan bekal kepemimpinan kepada Pengurus OSIS baru yang nantinya akan menjadi pemimpin dari seluruh kesatuan OSIS dari sekolah yang bersangkutan.

LDKS biasanya diberikan dalam 2 bagian yaitu LDK Fisik dan LDK Mental. Pemberian materi dari kedua jenis LDK ini biasanya diberikan di waktu dan tempat yang berbeda. Untuk LDK Mental, yang menjadi pemberi materi bukanlah lagi para Pengurus OSIS lama melainkan Dewan Guru, Pembina OSIS, Kepala Sekolah serta Guru Psikologi dan Konseling dari sekolah yang bersangkutan, atau bisa juga dengan cara menyewa dari suatu Lembaga Psikologi Independen. LDK Fisik biasanya diberikan di sekolah dalam waktu 3-5 Hari penuh, sedangkan LDK Mental biasanya diberikan di luar kota dalam waktu 2-4 hari.

LDK Fisik
Untuk LDK Fisik pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar ialah dalam bentuk PBB / Pelatihan Baris Berbaris. PBB ini meliputi beberapa hal seperti :
Baris Berbaris dasar :

* Hadap Kanan,
* Hadap Kiri,
* Balik Kanan,
* Hadap Serong Kanan,
* Hadap Serong Kiri,
* Jalan Ditempat,
* Langkah Tegap Maju, dan
* Meluruskan Barisan.

•Baris Berbaris Tingkat Menengah :
* Perpaduan antara Langkah Tegap Maju dengan Balik Kanan serta keempat jenis hadap-hadapan,
* Perpaduan antara Jalan Ditempat dengan Balik Kanan serta keempat jenis hadap-hadapan, dan
* Buka - Tutup Barisan.

•Baris Berbaris Tingkat Tinggi :
* Langkah Tegap Maju beregu,
* Haluan Kanan beregu,
* Haluan Kiri beregu,
* Belok Kanan beregu, dan
* Perpaduan antara Langkah Tegap Maju, Balik Kanan, keempat jenis hadap-hadapan, dan Jalan Ditempat.

•Ujian Akhir : Perpaduan Keseluruhan Materi PBB.

Dalam LDK Fisik ini peserta dituntut untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi, terlebih selama mengikuti 3-5 hari LDK. Beberapa peraturan yang pada umumnya diterapkan dalam LDK ialah :

•Selama pelaksanaan LDK, peserta harus hadir di tempat LDK tepat waktu,
•Kebersamaan ialah hal yang amat diperhatikan selama pelaksanaan LDK. Jika ada 1 peserta saja yang tidak membawa air minum, saputangan, topi, ataupun atribut-atribut lainnya yang telah ditetapkan, maka seluruh pesertalah yang akan menanggung hukumannya,
•Setiap peserta wajib mematuhi seluruh peraturan dan perintah yang diberikan oleh tim pemberi LDK. Jika tidak, maka kepadanya akan diberikan hukuman, dan

•Kebersamaan juga diterapkan apabila ada salah satu peserta LDK yang melakukan kesalahan
Hukuman dalam LDK Fisik biasanya berupa push-up untuk pria atau scott jump untuk wanita. Jumlahnya tergantung perintah dari pemberi LDK.

LDK Mental
Untuk LDK Mental pada umumnya, materi yang diberikan secara garis besar ialah dalam bentuk Penyuluhan Mental Kepemimpinan. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam LDK Mental adalah :
Outbond / Kegiatan Alam, seperti :
•Hiking
•Menyebrangi sungai
•Mendaki bukit
•Menyusuri terasering / pematang sawah

Permainan-permainan yang memiliki nilai kepemimpinan, seperti :
•Memasukkan paku dalam botol dengan mata tertutup. Salah seorang yang lain memberikan aba-aba agar paku tersebut masuk. Dibutuhkan kemampuan untuk menganalisa segala macam kemungkinan dan kemampuan untuk memerintah secara hati-hati dan terpertimbangkan agar bisa mencapai goal dari permainan ini yaitu memasukkan paku dalam botol
•Bisik berantai. Dibutuhkan kemampuan sebagai pendengar sekaligus penyampai pesan yang baik agar dapat menyampaikan pesan yang benar dari awal hingga akhir.
Pemberian materi kepemimpinan yang dibagi dalam beberapa sessi, seperti :
•Sessi Kepemimpinan : Penyuluhan mengenai karakter pemimpin yang benar.
•Sessi Komunikasi : Penyuluhan mengenai cara-cara berkomunikasi yang benar sebagai layaknya seorang pemimpin.
•Sessi Problem Solving / Challange : Penyuluhan mengenai cara-cara seorang pemimpin memecahkan masalah secara efektif dan benar.
•Sessi Dinamika Kelompok : Berupa permainan.


Para Pengurus OSIS SMP yang telah dilantik (ditandai dengan membawa bendera)
Setelah seluruh calon Pengurus OSIS baru mengikuti kedua LDK ini, sesegera mungkin atau paling lambat 2 minggu setelahnya mereka akan dilantik menjadi Pengurus OSIS resmi. Pelantikan ini dilakukan oleh Pengurus OSIS lama dan disahkan oleh Kepala Sekolah. Pelantikan dan Pengesahan ini disaksikan oleh seluruh Dewan Guru dan Siswa/i sekolah yang bersangkutan dan dilaksanakan dalam sebuah upacara besar yaitu Upacara Pelantikan Pengurus OSIS baru Periode Kerja xxxx / xxxx.

Pembahasan ke 13

Siswa Dengan Gangguan Bicara dan Bahasa

Cobalah ini. Hanya untuk satu hari, atau bahkan satu jam. Berhenti di tengah-tengah setiap kalimat. Namun biarkan mulut Anda terbuka dan membuatnya jelas Anda mencoba berbicara tapi tidak bisa. Kemudian melihat bagaimana orang lain melihat Anda. Seperti kamu punya dua kepala. Sekarang pikirkan hidup Anda seperti itu. "
-Ronnie Kargill.

1. Kesalahpahaman Tentang Gangguan Bicara dan Bahasa
Gagap mempengaruhi semua umur dan kedua jenis kelamin sama.
Gagap lebih mempengaruhi anak laki-laki daripada anak perempuan dan lebih banyak anak daripada orang dewasa. Orang dewasa itu rasio biasanya dianggap berasal dari kenyataan bahwa, dengan masa dewasa, banyak orang dengan gagap telah dibantu oleh ahli bicara dan bahasa.

2. Gangguan bicara dan bahasa tidak berhubungan dengan kecerdasan
Data prevalensi menunjukkan bahwa walaupun dapat terjadi di antara individu yang sangat cerdas, mereka lebih sering ditemukan di antara orang-orang dengan kemampuan intelektual yang lebih rendah.

3. Gangguan artikulasi, pada anak-anak yang sangat muda khususnya, tidak serius, dan koreksi jarang sepadan dengan usaha atau risiko trauma.
Meskipun banyak anak-anak kecil yang unik pola bicara, gangguan artikulasi tidak boleh dianggap sebagai tidak signifikan. "Dia akan tumbuh dari itu." Sering merupakan pengganti tidak sesuai untuk tindakan perbaikan.

4. Jika seorang individu memiliki bicara atau gangguan mengukur, ia juga memiliki kemampuan belajar .
Sambungan tidak mutlak, meskipun kesulitan dengan bahasa mempengaruhi kedua bagian. Gangguan bicara dan bahasa juga tumpang tindih dengan bagian lain kebutuhan khusus, seperti ketulian.

5. Gangguan bicara dan bahasa adalah hal yang sama
Kebanyakan orang dengan gangguan bahasa, terutama anak-anak, juga memiliki masalah artikulasi. Tetapi sangat umum bagi seseorang untuk berbicara (yakni, articular) dengan jelas tanpa masuk akal.

*Bicara dan gangguan bahasa secara tradisional menjadi tanggung jawab spesialis dalam bidang bicara dan bahasa, dan umumnya di Ontario, ini tetap menjadi kasus. Sebagian karena terapi bicara dan bahasa dan perbaikan yang kokoh didirikan di sekolah-sekolah pendidikan khusus baik sebelum menjadi lebih atau kurang universal, wilayah khusus ini dukungan kecenderungan menjadi sedikit dari unit terpisah di kebanyakan yuridiksi, meskipun, secara administratif, adalah sering dikelompokkan dengan pendidikan khusus atau dengan pelayanan pendidikan. Bicara dan bahasa spesialis bekerja sama dengan pendidik khusus dan guru kelas reguler, tetapi karena tanggung jawab utama sebagian besar terletak di luar ranah pendidikan khusus, paling tidak dalam praktiknya, apa yang berikut ini hanya singkat atas pandangan ditawarkan untuk tujuan informasi.

Mendifinisikan gangguan bicara dan bahasa
Perkembangan bicara dan bahasa adalah proses yang kompleks. Bagaimana anak-anak mendapatkan keduanya, dapat memiliki efek dramatis pada kemampuan mereka untuk memahami dan berfungsi baik di dunia sosial dan akademis. Komunikasi, atau perubahan ide, dapat mengambil banyak bentuk, sebuah kata, ekspresi, gerakan tubuh. Kemampuan untuk menceritakan sebuah lelucon, bercakap-cakap dengan teman sebaya dan figur otoritas, atau jagoan-per setelah lampu mati, semuanya adalah bagian penting dari kommunicasi. Juga tidak semua berasal dari pita suara. Bahasa sering diucapkan, tetapi juga memberi isyarat dan tentu ditingkatkan dengan nada, gerakan wajah, dan posisi tubuh dan gerakan.

Ini penting untuk membedakan antara gangguan bicara dan bahasa. Di bidang komunikasi, gangguan bahasa dicirikan dengan gangguan suara, artikulasi suara, atau kelancaran. Gangguan bahasa mencakup baik reseptif dan bahasa ekspresif dan menginvestasikan dalam kemampuan siswa dalam menggunakan dan memahami tata bahasa.


Jenis-jenis gangguan bicara
Gangguan bicara, sementara lebih sering terjadi pada jenis populasi tertentu, tidak eksklusif kepada populasi orang dan dapat ditemukan di berbagai keragaman siswa. Dugaan dan pengobatan dari kelainan pada umumnya dilakukan oleh professional di lapangan, khususnya, ahli patologi bicara dan bahasa, walaupun sering dapat seorang guru atau asisten pendidikan yang pertama kali melakukan bahwa ada sesuatu yang mungkin tidak beres.

Ada berbagai terminologi di bagian ini yang perlu kekhususan, sehingga berbeda sering merujuk pada istilah yang sama atau sangat mirip jenis kondisi.
Berikut ini disajikan disini, karena keakraban dan frekuensi mereka dalam lapangan.
Gangguan artikulasi: Atypical produksi bunyi ujaran dalam suatu bahasa; misalnya, kelinci - rabbit.
Suara gangguan: produksi Atypical kualitas vokal, pitch (tinggi / rendah), kenyaringan dan Resonance; misalnya, yang keras atau berbisik kualitas vokal.
Gangguan kefasihan (gagap): aliran abnormal bicara ditandai oleh laju kerusakan dan irama; misalnya, pengulangan suku kata tertentu dari sebuah kata.

Jenis Gangguan Bahasa
Seperti gangguan bicara, gangguan bahasa yang ditemukan di spektrum yang luas dari populasi. Siswa dengan gangguan bahasa dapat berisiko dalam pengembangan keaksaraan. Pada tahap awal masa bayi, anak-anak mulai memperoleh keterampilan bahasa. Bayi kecil menanggapi suara dengan memutar kepala mereka dan tersenyum. Pada dua sampai tiga bulan, mereka mulai bicara, dan pada usia empat tahun memiliki sekitar 1.000 sampai 1.500 kata. Pada saat seorang anak mulai kelas satu, bagian-bagian yang lebih kompleks bahasa, seperti penggunaan kata kerja tidak teratur, sedang dikuasai.


Tidak semua anak mencapai kemampuan ini karena berbagai alasan. Mereka mungkin mengalami kesulitan pendengaran, beberapa tidak memiliki kemampuan mental yang lainnya tidak cukup terpapar bahasa.

Artikulasi Harapan
Anak-anak biasanya belajar sangat awal untuk mengekspresikan suara dalam pidato dalam hidupnya. Pada usia 8 tahun, kebanyakan anak-anak yang ada dalam repertoar mereka semua suara yang akan mereka gunakan untuk orang dewasa. Perolehan suara dalam pidato ini mengikuti pola yang sama untuk sebagian besar anak-anak

Organisasi siswa dan mahasiswa

Pada pembahasan materi kuliah yang ke 14 ini adalah mengenai Organisasi dan Mahasiswa

Organisasi adalah Sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dikatakan sebagai suatu sistem, karena organisasi terdiri dari beberapa sistem yang saling berhubungan. Jika ada satu sistem yang terganggu, maka sistem lainnya juga akan terganggu. Sebagai contohnya, adalah organisasi sekolah, komponennya terdiri dari siswa, guru, dan fasilitas sekolah. Jika guru tidak masuk sekolah, dikarenakan sakit atau ada hal lain yang menyebabkan guru itu tidak dapat hadir di sekolah, maka siswa akan terganggu, dan itu akan menghambat proses pembelajaran, ketika guru tidak masuk, dan fasilitas sekolah yang seharusnya dapat digunakan pada hari itu menjadi tidak dapat digunakan. Suatu organisasi juga harus dapat terkoordinasi dengan baik. Sebagai contohnya lagi kepala sekolah harus mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dan tugas guru ketika sedang melaksanakan proses mengajar di kelas, sehingga guru dapat melakukan proses pembelajaran dengan lancar. Pengertian siswa adalah peserta didik yang ada di sekolah untuk ditransfer ilmu oleh para pembina (guru).

Pada pembahasan ini saya mempresentasikan tentang hubungan prestasi siswa dengan keaktifan siswa yang mengikuti organisasi. Saya mengambil artikel tentang dampak keaktifan siswa berorganisasi terhadap prestasi siswa. Artikel tersebut adalah artikel penelitian seseorang yang mengadakan penelitian tentang dampak keaktifan siswa terhadap prestasi belajar di SMK negeri 1 Malang.

Di SMK negeri 1 malang ini prestasi siswa yang aktif di organisasi siswa memnunjukkan hal yang positif. Budaya organisasi mereka yang terus dijaga sehingga tetap berjalan dengan baik. Siswa-siswa SMK negeri 1 Malang tetap menghargai pembelajaran ketika mereka sedang berada di kelas, dan mereka tetap berkonsentrasi ketika mereka sedang belajar di kelas, sehingga prestasi belajar mereka juga tetap baik.

Tetapi walaupun prestasi belajar mereka tetap baik, kepala sekolah ataupun guru jadi kurang memberikan motivasi kepada mereka, sehingga mereka merasa tidak diperhatikan. Seharusnya kepala sekolah dan guru tetap memberikan motivasi, sehingga para siswa-siswa akan terus memberikan prestasi terbaik mereka untuk sekolah tersebut.

WAWASAN WIYATA MANDALA

Wawasan Wiyatamandala

Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala.
Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut.
• Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan.
• Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:
1. Meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
2. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
3. Mempertinggi budi pekerti,
4. Memperkuat kepribadian,
5. Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
• Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan.
• Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
• Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita.
Untuk mengimplementasikan wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap.
Upaya untuk mewujudkan wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.
(www.wikipedia.com)
• Wawasan Wiyata Mandala adalah suatu pandangan atau sikap menempatkan sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Suatu wawasan proses pembudayaan tata kehidupan keluarga besar, dimana para anggotanya merasa ikut memiliki, melindungi dan menjaga citra dan proses wibawa tersebut. Suatu lingkungan dimana terjadi proses koordinasi, proses komunikasi, tempat saling bekerja sama dan bantu membantu.
• Makna yang terkandung dalam proses pendidikan Wiyata Mandala adalah :
1. Sekolah hendaknya betul-betul menjadi tempat terselenggaranya proses belajar mengajar tempat dimana ditanamkan dan dikembangkan berbagai nilai-nilai ilmu pengetahuan, keterampilan dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional yaitu manusia yang cerdas, siap kerja, menguasai ilmu dan tehnologi tetap berakar pada nilai-nilai budaya bangsa.
2. Sekolah sebagai masyarakat belajar, dimana terjadi proses interaksi antara siswa, guru dan lingkungan sekolah, maka dalam kehidupan sekolah berperan unsur dan macam macam satuan, seperti; kepala sekolah, guru, orang tua siswa, para siswa, pegawai dan hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat dimana sekolah itu berada.
3. Sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar, tempat terjadinya proses pembudayaan kehidupan hanya dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya apabila di lingkungan sekolah tersebut dapat diciptakan suasana aman, nyaman, tertib dari segala ancaman.
Tujuan Wawasan Wiyata Mandala adalah diharapkan seluruh siswa dapat berperan aktif dalam meningkatkan fungsi sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Aktivitas dan kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah, saling asih, dan saling asuh yang dibimbing oleh kepala sekolah dan guru yang dapat mendorong semangat dan minat belajar. Hal yang sangat penting bagi siswa adalah dapat mendudukkan dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya sebagai warga wiyata.
(http://smpn1bpn.sch.id/index.php?option=com_content&task=view&id=13&Itemid=34)
Wawasan Almamater
Alma mater, atau kadang-kadang ditulis tersambung sebagai almamater, Almamater adalah istilah dalam bahasa Latin yang secara harafiah berarti "ibu susuan". Penggunaan istilah ini populer di kalangan akademik/pendidikan untuk menyebut perguruan tempat seseorang menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Walaupun sering dipakai di kalangan pendidikan tinggi, istilah ini sebetulnya pernah dipakai di masa Romawi Kuno untuk menyebut dewi ibu dan di kalangan Kristen Eropa Abad Pertengahan dipakai untuk merujuk Perawan Maria.

(Sumber Kep. MENDIKBUD No. 0319/U/1983 tanggal 22 Juli 1983)
Wawasan Almamater adalah konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut :
1. Perguruan Tinggi harus benar-benar merupakan lembaga ilmiah, sedang kampus harus benar-benar merupakan masyarakat ilmiah.
2. Perguruan Tinggi sebagai Almamater (Ibu Asuh) merupakan suatu kesatuan yang bulat & mandiri dibawah pimpinan Rektor sebagai pimpinan utama.
3. Keempat unsur Sivitas Akademika, yakni Pengajar, Karyawan Administrasi, Mahasiswa serta Alumnus harus manunggal dengan Almamater, berbakti kepadanya dan melalui Almamater mengabdi kepada rakyat, bangsa dan negara dengan jalan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
4. Keempat unsur sivitas akademika dalam upaya menegakkan Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah dan kampus sebagai masyarakat ilmiah melaksanakan Tri Karya, yaitu :
o Institusionalisasi (pembentukan institusi-institusi)
o Profesionalisasi (proses memantapan profesi-profesi)
o Transpolitisasi (mempelajari politik, politicking)
5. Tata krama pergaulan di dalam lingkungan Perguruan Tinggi dan kampus di dasarkan atas azas kekeluargaan serta menjujung Tinggi keselarasan dan keseimbangan sesuai dengan pandangan hidup Pancasila.
Trikarya
Sub 4 Wawasan Almamater adalah :
1. Institusionalisasi
2. Profesionalisasi
3. Transpolitisasi
Institusionalisasi
Institusi adalah Suatu proses atau kelompok yang sangat terorganisasi ( ada spesifikasi yang cermat daripada peranan dan hubungan antar peranan bagi yang bersangkutan), tersistematisasi (ada spesifikasi yang cermat daripada apa yang dapat dan harus dilakukan), dan mantap (eksistensi proses atau kelompok tidak tergantung pada hadirnya individu-individu tertentu, sedangkan organisasi dan sistematisasi cenderung untuk tidak berubah-ubah dalam jangka waktu yang lama ).
Institusionalisasi adalah pembentukan institusi-institusi.
Profesionalisasi
Profesi adalah bukan sekedar pekerjaan atau vacation, melainkan merupakan suatu vakasi yang khusus, yang mempunyai ciri-ciri :
1. Expertise (keahlian)
2. Responsibility (tanggung jawab)
3. Corporateness (kesejawatan)
Profesionalisme adalah proses memantapan profesi-profesi.
Transpolitisasi
Mengandung dua hal :
1. Kegiatan mempelajari politik untuk memperoleh kesadaran politik untuk kemudian melangkah terus dan melakukan kegiatan ilmiah guna melaksanakan keputusan-keputusan politik yang diambil secara sah oleh seluruh rakyat melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2. Jika ingin melakukan politicking tidak boleh mengatasnamakan Almamater dan harus diluar lingkungan kampus.

Pengembangan Kesiswaan dan Ekstrakurikuler

Pada pertemuan yang terakhir ini semua pembahasan mata kuliah dijelaskan
Yang pertama adalah mengenai Pengembangan Kesiswaan dan Ekstrakurikuler yang dipresentasikan oleh Dwina Arini Fikrianti dan Ade Septi Yani

Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut :

Pengembangan kesiswaan = Pembinaan kesiswaan yaitu,
"Mengembangkan potensi siswa sesuai bakat, minat dan kebutuhan siswa melalui kegiatan-kegiatan di luar jam sekolah dengan mengadakan pembinaan kesiswaan yang dimonitor oleh pihak sekolah.”

Berdasarkan Permen No. 39 pada Bab 1 pasal 1 dinyatakan bahwa : Tujuan pembinaan kesiswaan adalah untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas, memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan, sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan, mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat, menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati masyarakat madani (civil society).

-Ekstakurikuler
Kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah
-Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang telah dijatahkan dalam struktur program, berupa penugasan-penugasan atau pekerjaan rumah yang menjadi pasangan kegiatan intrakurikuler.

Fungsi Kegiatan Ekstra kurikuler
a.   Pengembangan

b.   Sosial

c.   Rekreatif

d.   Persiapan karir

Prinsip kegiatan Ekstrakurikuler

1 )Individual

2 )Pilihan

3) Keterlibatan aktif

4) Menyenangkan

5) Etos kerja

6) Kemanfaatan sosial



Spesifikasi jenis-jenis kegiatan ekstrakurikler

1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).

2 )Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.

4 )Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan  substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni  budaya.

Sabtu, 02 Januari 2010

HASIL TERJEMAHAN dari BAB "What is This thing Called Giftedness, and How do We Develop it? A Twenty-Five Year Perspective




APAKAH HAL INI DISEBUT Dengan BAKAT?, dan BAGAIMANA KITA MENGEMBANGKANnya? DUA PULUH -LIMA TAHUN PERSPECTIVE1

Penulis memberikan refleksi pada 25 tahun karyanya, berfokus pada evolusi model yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan siswa yang mempunyai kelebihan dan berbakat. Dikutip model yang meliputi Konsepsi Tiga Cincin dari Giftedness, yang Pengayaan dan The Triad Model Model Pengayaan seluruh sekolah. Ringkasan fokus pada alasan mendukung yang Model, termasuk penerapan praktis Model di berbagai sekolah dan mendasari riset. Termasuk juga adalah wawasan hubungan yang potensial,modifikasi masa depan dan pengembangan model.
"Tujuan utama pendidikan adalah untuk menciptakan manusia yang mampu melakukan hal-hal baru, bukan hanya mengulangi apa yang telah dilakukan generasi lain." Jean Piaget

PENDAHULUAN
Ini merupakan tantangan untuk merenungkan satu pekerjaan dari perspektif lebih dari dua dekade keterlibatan yang intens, terutama jika Anda akan menjadi refleksi analisis subjek oleh orang lain yang juga telah berpikir panjang dan keras tentang identifikasi dan pengembangan potensi manusia. Salah satu syarat untuk menerima tantangan ini,presentasi dan format kritik adalah bahwa orang-orang yang mengikuti tafsiran diminta untuk meninjau teori utama yang menggambarkan kepada saya tentang bagaimana kita harus mengidentifikasi dan mengembangkan potensi tingkat tinggi pada manusia diusia muda. Saya membuat permintaan ini karena tidak ingin mengulang sejumlah besar apa yang telah ditulis, tetapi lebih menunjukkan bagaimana dan mengapa teori evolusi, bagaimana menuju ke teori aplikasi praktis yang telah mendapatkan popularitas di lapangan, dan bagaimana riset telah membantu menunjukkan jalan untuk modifikasi dalam teori dan praktik. Saya juga mengundang pembaca tertarik untuk berbagi reaksi mereka dengan saya dan menawarkan beberapa saran untuk kemungkinan penelitian yang dapat mengakibatkan modifikasi dalam tiga fase utama kerja saya dibahas di bawah ini.
Pendekatan saya akan mengajukan tiga set utama ide-ide yang membentuk rasional untuk pekerjaan saya selama 25 tahun, membahas bagaimana pemikiran ini telah mengakibatkan aplikasi praktis, untuk menganalisis beberapa hal yang saya akan berubah atau kira-kira yang saya punya detik pikiran dan akhirnya, untuk mempertimbangkan beberapa daerah di mana saya mungkin ingin membuat penambahan model utama. Beacause Saya percaya bahwa, dalam analisis akhir, semua ide harus tunduk pada reserach ketat dalam pengaturan dunia nyata, saya juga artikel ini diringkas dalam penelitian utama yang telah dilaksanakan di sekolah-sekolah dan ruang kelas yang telah menggunakan pekerjaan saya.
Meskipun saya diminta oleh editor jurnal ini untuk merefleksikan kontribusi teori saya, "Saya juga mengambil kebebasan termasuk beberapa komentar tentang kontribusi praktis. Kebanyakan teoretisi meninggalkan kontribusi praktis. Sebagian besar teoretisi meninggalkan aplikasi praktis untuk orang lain, bagaimana pun, salah satu karakteristik pekerjaan saya adalah bahwa hal itu telah berjalan secara simultan di kedua teori dan praktis. Untuk lebih baik atau lebih buruk, saya tidak pernah puas dengan mengembangkan konsep tanpa teori sama atau bahkan memberikan perhatian yang lebih besar untuk menciptakan instrumen, prosedur, strategi pengembangan staf, atau bahan pengajaran untuk menerapkan berbagai konsep. Pendekatan ini memiliki kelebihan dan disavantages berdua! Mata untuk menangkal teori memungkinkan pelaksanaan pengujian dalam pengaturan praktis dan kesempatan untuk menghasilkan data penelitian yang dapat meminjamkan kepercayaan kepada teori dan atau menunjukkan arah mana pekerjaan tambahan yang perlu dilakukan. Salah satu membanggakan thingd saya tentang adalah bahwa selama bertahun-tahun rekan-rekan saya dan saya telah meluangkan waktu untuk melakukan penelitian tentang berbagai aspek yang telah saya kembangkan model. Studi ini telah dirangkum dalam beberapa tempat (Renzulli 1998a, Renzulli dan Reis, 1994), dan saya mengundang para pembaca tertarik untuk menguji penelitian ini.
Sebuah manfaat dari kedua pendekatan kedua, baik praktis maupun kontribusi teori itu memungkinkan saya untuk masuk ke dalam hubungan dengan pemandangan, suara, dan bau sekolah dan ruang kelas nyata dan tantangan politik praktis dan orang yang bekerja di dalamnya. Teori dalam bidang yang diterapkan tidak memiliki nilai banyak,tidak kompatibel dengan realitas praktis seperti bagaimana sekolah bekerja, cara guru mengetahui dan praktek-praktek yang wajar dapat diharapkan untuk bertahan dukungan luar biasanya diberikan kepada pilot atau penelitian eksperimen. Bahkan, evolusi kerja saya selama bertahun-tahun yang menuju ke seluruh sekolah sekarang Pengayaan Model akibat langsung dari realitas ini, karena ini adalah dari pengalaman langsung bahwa ide-ide saya telah mengambil arah baru. Keuntungan ketiga dari teori-ke-pendekatan praktek itu telah diberikan kesempatan kepada saya untuk execptionally berbakat berkolaborasi dengan praktisi dan peneliti lain, banyak di antaranya telah menulis atau mengarang-co penelitian, instrumen penilaian dan evaluasi, dan bahan-bahan untuk guru dan siswa. Kontribusi dari orang-orang ini telah membantu memperluas baik teori dan praktis dari pekerjaan kita.

Sisi negatif yang menggabungkan teori atau pendekatan praktis adalah kerentanan dilaksanakan sebagian atau buruknya praktik. Dalam kebanyakan kasus, Implementasi daripada ide yang objek. Ketika saya mengunjungi ruang kelas, sebagai contoh, di mana setiap siswa telah menghasilkan salinan bentuk proyek-proyek yang sama dan mereka mengklaim bahwa proyek-proyek ini dan mereka mengklaim bahwa proyek-proyek ini adalah contoh dari apa yang saya telah didefinisikan sebagai TIPE II Pengayaan. Ini mengingatkan saya pada kutipan mengenai bayangan yang jatuh antara gagasan dan realitas. Namun demikian, bahkan pengalaman-pengalaman negatif mempunyai nilai. Terutama, mereka menunjukkan bahwa pencetus ide tidak direkayasa kondisi yang tepat untuk implementasi, atau comunicated secara efektif dengan para praktisi, atau melebih-lebihkan apa yang berhasil di dunia nyata atau semua hal di atas!
Pada bagian berikutnya, saya akan melaporkan pada tiga fase utama kerja saya. Dua fase pertama, Pohon Ring Conception dari Giftedness dan The Pengayaan Triad Model, yang dikembangkan secara simultan dan dimaksudkan agar bersifat interaktif. Juga saling terkait dengan tahap ini adalah prosedur untuk modifikasi curruculum biasa disebut kurikulum Memadatkan. Karena Konsepsi Tiga Cincin adalah alasan untuk identifikasi praktek-praktek, dan Triad berurusan dengan masalah pemrograman, walaupun saya lebih baik untuk membahas mereka secara terpisah. Tahap ketiga, di seluruh sekolah Pengayaan Model, adalah bersama-sama dikembangkan dengan rekan saya, Sally M. Reis. di Beberapa cara, saya berpikir bahwa model ini memiliki rasional paling menarik dari semua!

TAHAP 1 : Tiga lingkaran Konsep dari GIFTEDNESS
The Road Less Traveled, Sekitar akhir 1960-an dan awal 1970-an
Diakhir tahun 1960an, ketika saya pertama kali memulai perjalanan saya menuju pada dunia bakat, saya tidak pernmah bermimpi 1) Bahwa pekerjaan saya akan menjadi cukup populer 2) Hal ini akan menjadi dasar bagi banyak kontroversi di lapangan. Pada tahun-tahun sejak saya awalnya menerbitkan Triad Pengayaan Model (Renzulli, 1977) dan tiga cincin konsepsi keberbakatan,berbagai reaksi telah muncul dalam literatur dan di sirkuit konferensi profesional. Reaksi ini telah berkisar dari sebuah artikel berjudul sangat positif. Untuk sebuah pekerjaan saya dicap sebagai penyakit nasional dalam pendidikan berbakat mengungkapkan dukungan untuk pendekatan ini anf korporasi tingkat tinggi di antara semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan program jenis ini. Studi ini juga menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih fleksibel
Tahap 2: Sebuah Pengayaan Model Triad
Lebih sedikit latar belakang sejarahnya
Pendidikan berbakat muncul secara besar-besaran di Amerika Serikat pada akhir tahun 1960-an, terutama sebagai akibat dari sputnik dan sangat berpengaruh Mariand Report (1972), yang menjadikan tempat berkumpul untuk menarik pendidik dan pembuat kebijakan. Ketika gerakan tumbuh didalam kapasitas dan pengaruh, komunitas pendidikan yang berbakat terlibat dalam pencarian yang hampir putus asa dan membentuk suatu identitas yang akan menunjukkan bagaimana pendidikan berbakat berbeda dari pendidikan umum. Memang istilah “Kualitatif Diferensiasi” muncul sebagai salah satu lapangan utama dan paling tahan lama menangkap frasa atau sebuah kalimat. Pencarian identitas ini terus berlanjut hingga hari ini, sebagaiamana mestinya aku berpegang teguh pada tantangan yang telah ditetapkan pada kata pengantar asli Buku tentang TRIAD:
Disana ada jelas ada banyak gagasan yang berbeda tentang apa yang diperlukan untuk mencapai diferensiasi kualitatif. Apa yang sama-sama jelas adalah bahwa sebelum konsep mengambil makna yang sebenarnya, yang besar adalam dialog akan terjadi, dan pendukung progarm-program khusus harus menjadi percaya diri tentang praktek-praktek yang mereka lawan.( Renzulli, 1377, hlm ii)
Itu adalah disaat aku mulai bekerja pada modus pemrograman yang sejajar dengan kesimpulan yang dicapai dari kerja di Konsepsi tiga Cincin dari Giftedness dan terutama perbedaan yang aku buat antara sekolah dan produktif kebaikan.Ini kedua fokus utama dalam pekerjaan saya. Model pengayaan Triad, juga muncul dari penelitian saya tentang evaluasi program-program untuk bakat, dan dari pengamatan dari praktek – praktek pendidikan yang digunakan dalam program-program untuk bakat ditahun 1960 dan 1970. Pengamatan yang termasuk dalam refleksi pada pengalaman saya sendiri dalam memulai program yang berbakat di era pasca Sputnik. Disertai doktor saya yang didukung dengan evaluasi program ( Renzulli, 1966) dan sebagai bagian dari pekerjaan itu, saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi dan memeriksa dari perspektif evaluatif berbagai program berbakat dan untuk siswa berbakat.
Kedua Jenis pegagogis (Sebagai lawan dari organisasi) yang menjadi ciri praktek lapangan sebelum triad adalah 1) maju atau konten dipercepat 2) merupakan campuran yang berorientasi pada proses kegiatan pengayaan berdasarkan keahlian dan pemikiran model Bloom( 1956) dan Guilford ( 1967). Kadang-kadang memasukkan kedua kategori ini adalah kegiatan pendaftaran domain afektif didasarkan pada karya-karya penulis seperti krathwol, Bloom, dan Niasia (1964),Kohlberg dan Mayer ( 1972). Walaupun saya percaya dan tetap percaya, bahwa kedua pendekatan ini memainkan peran penting dalam pengembangan potensi pada orang muda, saya juga punya keraguan tentang apakah serius atau tidak mereka dapat berfungsi sebagai alasan untuk dapat dipertahankan secara rasional program kualitatif diferensiasi. Saya akan membahas dua kategori praktek ini di urutan terbalik.
Berorientasi Proses Kegiatan. Reservasi pertama, yang saya kemukakan pada awal saya menulis tentang Triad itu kotak konglomerasi, permainan, teka-teki dan terputus-putus kegiatan pengayaan yang biasanya sumber daya ditemukan diruang dan mencabut keluar program. Meskipun proses kegiatan yang berorientasi sama-sama menyenangkan dan menantang, saya mengangkat 2 pertanyaan tentang potensi mereka untuk melayani sebagai alasan diferensiasi kualitatif. Memang masyarakat yang berbakat merupakan kelompok pertama para pendidik untuk menemukan “model dan proses mengimplementasikan aplikasi praktis dari mereka kedalam pengalaman program khusus. Aku berpendapat bahwa bagaimana pernah, bahwa pengalaman-pengalaman ini sesuai untuk semua siswa. Aku berfikir bahwa mereka harus dicampur kedalam pendidikan umum karena mereka mewakili sebuah bentuk perkembangan kognitif yang memiliki nilai transfer yang lebih tinggi dari kurikulum berbasis isi tradisional. Kenyataan bahwa pendidikan umum tidak membuat banyak penggunaan model-model proses pada waktu itu, tidak cukup alasan untuk berdebat bahwa mereka hanya baik bagi yang berbakat. Ketika saya dianjurkan penggunaannya untuk semua siswa, saya sangat dikritik oleh pendirian pendidikan berbakat, yang dilihat saya sebagai seseorang keluarga yang memberikan perhiasan ! “ Dalam hal ini, sejarah telah berada disisiku. Dorongan utama dalam pendidikan umum selama dua dekade telah menjadi investasi penting dalam pengembangan keterampilan berpikir untuk semua siswa.Pemesanan kedua saya tentang model-model proses harus dilakukan dengan cara-cara dimana mereka biasanya diajarkan. Karena reservasi ini adalah sama dengan kekhawatiran saya tentang konten pendekatan dipercepat, aku akan menutup topik ini dalam bagian yang berikut. Saya ingin menekankan pada poin ini bahwa saya tidak mengkritik model proses pedagogi, tetapi mengatakan bahwa mereka tidak dapat berfungsi sebagai alasan pada diferensiasi kualitatif karena mewakili pedagogi yang sama sebagai sesuatu yang dominan dalam pendidikan umum.
Pendekatan konten percepatan. Pendekatan konten percepatan biasanya terdiri dari para siswa dengan memberikan diidentifkasi diatas tingkat-kelas-bahan atau kegiatan tantangan tambahan” yang tertempel di kurikuler secara unit berkala ( masalah atau membintangi pertanyaan tantangan di bagian bawah halaman) Percepatan Pendekatan kurikulum juga termasuk unit kurikuler yang dirancang khusus yang disusun oleh tim guru atau guru dan area subyek spesialis ( Renzulli dan Nearine, 1968).
Meskipun dipercepat konten atau pendekatan unit kurikuler maju tertentu, memiliki nilai dalam memajukan apa yang telah diuraikan di atas sebagai pelajaran bakat belajar, saya melihat mereka sebagai contoh kuantitafif dari pada kualitatif diferensiasi. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan kuantitatif diferensiasi, saya perlu menarik perbandingan pendekatan ini dan pengalaman kurikuler biasa, yang merupakan andalan dari pendidikan umum. Sebelum mengelaborasi perbedaan ini, bagaimanapun perlu untuk mengucapkan kata-kata tentnag Type II. Pengayaan (Individu dan Kelompok Kecil Investigasi Masalah Nyata). Saya telah berusaha untuk mendefinisikan masalah-masalah nyata di tempat lain, dan menunjukkan dalam artikel ( Renzulli, 1582b) mengapa saya percaya Type III. Pengayaan adalah alasan yang bonafide untuk pengembangan bakat kreatif produktif. Argumen inti dalam pemikiran ini berasal dari Konsepsi Tiga Cincin dari pembakatan, dan keyakinan bahwa pengalaman belajar yang berbeda di duga harus diperkirakan modus operandi kreatif dan produktif individunya.Modus ini jelas termasuk akuisisi perandi konten lanjutan ( Anda tidak bisa kreatif dengan otak kosong) , tetapi hanya orang-orang melampaui perolehan pengetahuan sekarang bahkan masyarakat pada akhirnya ditunjuk sebagai seniman berbakat, ilmuwan, penulis atau penemu ( Catatan : Saya lebih suka menggunakan kata sifat). Dengan kata lain, jika kita ingin menghasilkan lebih banyak jenis-jenis orang, maka kita harus melihat ke dandanan individu dan gaya kerja mereka yang menghasilkan prestasi.
Meskipun saya tidak terhadap keberbakatan belajat pelajaran atau konten peran yang maju dan proses bermain di pengembangan kedua jenis keberbakatan. Saya berpendapt untuk jenis yang berbeda pada pedagogi menghasilkan bakat kreatif produktif. Pedagodi ini, yang diringkas dalam bagian berikut, adalah lebih baik atau lebih buruk, apa yang saya anggap sebagai kontribusi utama pekerjaan saya ke lapangan.

TEORI BELAJAR DASAR PEMIKIRAN UNTUK TYPE III PENGAYAAN DUA MODEL BELAJAR TUDORY
Lebih banyak buku, artikel, dan makalah telah ditulis tentang proses belajar daripada mungkin topik lain dalam pendidikan dan psikologi. Dan ketika kita menambahkan sejumlah besar bahan yang telah ditulis tentang model-model pengajaran dan teori-teori pengajaran, volume tipis sastra tidak kekurangan pikiran membingungkan! Ini bukan maksud saya untuk meninjau beraneka ragam sastra ini sebagai latar belakang untuk pembahasan TYPE II Pengayaan yan mengikuti, juga saya tidak akan berpendapat tentang jumlah teori unik yang benar-benar ada atau keuntungan dan kerugian dari berbagai paradigma untuk membimbing proses pembelajaran. Aku akan berpendapat,bagaimanapun, bahwa meski semua yang ditulis, setiap teori pengajarn, pembelajaran dan pengajaran dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu dari dua model umum. Ada, jelas, saat-saat tertentu melampaui kedua model pendekatan,namun untuk tujuan menjelaskan fitur utama TYPE III Pengayaan, aku akan memperlakukan dua model utama sebagai kutub yang berlawanan. Kedua model belajar dan mengajar sangat berharga dalam proses keseluruhan sekolah, an program sekolah yang seimbang harus memanfaatkan pendekatan umum untuk belajar dan mengajar.
Meskipun banyak nama telah digunakan untuk menggambarkan dua model yang akan dibahas, saya hanya merujuk kepada mereka oleh nama-nama klasik mereka, model deduktif dan model induktif. Model yang deduktif adalah salah satu yang apaling dikenal dan pendidik adalah salah satu yang telah membimbing mayoritas apa yang terjadi diruang kelas dan tempat-tempat lain dimana pendidikan formal dikejar. Secara sederhana, yang deduktif adalah model dimana tujuan belajar adalah untuk menempatkan ke siswa repertoar konten dan keahlian yang hampir selalu disampaikan melalui penggunaan yang ditentukan , pelajaran yang disajikan dengan jalur yang telah ditentukan untuk sampai pada apa yang biasanya mahasisw lihat sebagai jawaban yang tepat. Daftar standar perilaku berdasarkan tujuan dan pendekatan untuk kurikulum diterapkan contoh dari model deduktif. Induktif model, disisi lain, mewakili jenis pembelajaran yang terjadi diluar pendidikan formal atau situasi kelas tradisional, tetapi yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran disekolah dengan teknik yang tepat. Cara yang baik adalah untuk membandingkan bagaimana pembelajaran berlangsng dikelas yang khas dengan bagaimana seseorang dapat mempelajari materi baru atau keterampilan dalam situasi dunia nyata. Ruang kelas yang dicirikan oleh jadwal waktu yang relatif tetap, tersegmentasi subjek atau topik, yang telah ditentukan set informasi dan kegiatannya, Tes dan nilai untuk kemajuan dan pola organisasi yang sebagian besar didorong oleh kebutuhan untuk memperoleh dan menyerap informasi dan keterampilan yang dipaksakan oleh panduan kurikulum, daftar standar atau tujuan perilaku atau secara tidak langsung, dengan seluruh tenaga bagian program pengujian. Asumsi utama dalam belajar model deduktif bahwa saat ini akan memiiki nilai transfer untuk beberapa masalah masa depan, tentu saja, pekerjaan mengejar atau aktivitas kehidupan.
Kontras jenis ini, proses pembelajaran dengan rantai peristiwa yang lebih alami yang terjadi dalam situasi induktif sebagai penelitian laboratorium, kantor bisnis atau studio film. Tujuan dalam situasi ini adalah untuk menghasilkan suatu produk atau jasa. Semua sumber daya, informasi, jadwal dan urutan peristiwa yang diarahkan ketujuan ini dan evaluasi adalah fungsi dari kualitas produk atau layanan seperti yang terlihat melalui mata seorang klien konsumen. Segala sesuatu yang menghasilkan dalm proses belajar dilaboratorium penelitian, misalnya adalah untuk saat ini digunakan dan karenanya, mencari informasi baru, melakukan percobaan, analisis hasil atau menyiapkan laporan ini difokuskan terutama pada pengiriman produk dari pada beberapa amorf situasi masa depan. Bahkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk proyek tertentu tidak dapat ditentukan sebelumnya karena sifat masalah dan hambatan yang tidak diketahui yang mungkin dihadapi sebagai masalah terungkap resep mencegah kita dari jadwal yang kaku.

KUALITATIF DIFERENSIASI
TYPE III pengayaan pada dasarnya adalha pendekatan induktif pembelajaran dan karena itu, saya berpendapat bahwa hal kualitatif berbeda dari kebanyakan pengalaman belajar yang disediakan dalam kebanyakan situasi sekolah. Argumen saya bukan sebuah surat dakwaan deduktif. Memang, tingkat tinggi produktivitas kreatif dalam jumlah besar memerlukan pengetahuan dan penggunaan keterampilan proses yang hampir secara universal diajarkan melalui metode deduktif. Sebaliknya, kita perlu untuk mencapai keseimbangan antara kedua pendektan utama.
Saya telah menguraikan dua model teoti belajar dan perbedaan antara deduktif dan indukrif belajar ditempat lain (Renzulli, 1982b, 1994, hal 197-232). Cara yang baik untuk merangkum perbedaan-perbedaan ini adalah untuk menguji fitur-fitur utama dari masing-masing model dalam sebuah kontinum yang menggambarkan peran guru, kurikulum, organisasi dan manajemen kelas dan peran resultan siswa. Ada, jelas, jalan tengah untuk setiap kontinum dan aku tidak percaya bahwa semua pembelajaran harus mendukung semua sisi kana dari setiap kontinum disajikan pada gambar 1. Beberapa situasi yang tidak diragukan lagi belajar efisien apabila dilakukan dalam pengaturan terstruktur, dan bahkan membor dan lembar kerja mempunyai nilai dalam mencapai tujuan tertentu dalam keterampilan dasar pembelajaran. Tapi karena saya percaya bahwa sekolah adalah temapt pertama dan utama untuk pengembangan bakat, itu adalah waktu dimana keseluruhan proses pendidikan ketika kita bisa dan harus membuat komitmen secara sadar untuk menerapkan strategi pembelajaran Type III untuk aspek- aspek yang dipilih sekolah.



Model deduktif( Ditentukan, Disampaikan instruksi ) Model Induktif ( Type III pengayaan )
Peran Guru
Guru memulai,menentukan, kontrol dan pembelajaran micromanage. Mahasiswa membayar peran utama dalam masalah topik seleksi dan mondar-mandir.
Guru memberikan umpan balik dalam bentuk nilai-nilai yang didasarkan pada kriteria normatif. Guru dan murid mitra informatif evaluasi berdasarkan kemajuan ke arah tujuan
Guru melihat konten sebagai obyektif, impersonal dan bebas menilai. Guru personalisasi, critize dan menekankan nilai
Plus kurikulum
Ditentukan oleh buku teks atau program studi Diturunkan sebagai akibat dari individu atau kelompok kecil kepentingan mahasiswa
Konten Pendorong Proses dan produk pendorong
Masalah yang diberikan dan biasanya disajikan sebelum dipecahkan Diri dipilih, buka berakhir, masalah dunia nyata
Informasi ini disajikan untuk penggunaan dimasa depan Informasi yang dicari hanya bila diperlukan untuk membantu hadiah masalah dunia nyata
Pengetahuan disajikan sebagai bahan faktual Pengetahuan berfungsi sebagai wahana untuk konfrontasi dengan peristiwa-peristiwa , isu, ide-ide da keyakinan.
Kelebihan Kelas Organisasi dan Manajemen
Blok sebelum ujung penghabisan waktu harian dan mingguan dari sisa lokasi ditentukan oleh sifat berkembang tugas, waktu adalah detarmined pada ukuran instruksi proyek atau produk akhir Waktu adalah bertekad demi hal- hal alami dalam tugas pengelompokan
Seluruh kegiatan kelompok Individu dan aktivitas kelompok kecil
Pengelompokkan usia atau tingkatan Minat, masalah dan tugas umum pengelompokkan
Ditetapkan dan biasanya tetap mengatur kelas-kelas untuk memfasilitasi prestasi Kelas pengganti untuk memfasilitasi prestasi pada tugas dalam persaingan produk
Sama dengan Peran Mahasiswa
Mahasiswa sebagai pembelajar pelajaran dan konsumen pengetahuan Mahasiswa sebagai tangan pertama dan produsen pengetahuan
Mahasiswa mengumpulkan dan meyimpan pengetahuan untuk kemungkinan yang digunakan masa depan Mahasiswa menghadapi dan konstruksi pengetahuan sekarang yang digunakan dimasa depan
Mahasiswa mengejar tugas umum dan kegiatan Tugas dan kegiatan mahasiswa didasarkan pada pembagian kerja
Mahasiswa mengguankan pengetahuan untuk belajar tentang masalah Mahasiswa menggunaka pengetahuan untuk mencari fokus masalah dan bertindak pada masalah
Mahasiswa Mahasiswa
Gambar 1. Dimensi dua model teori belajar

Fitur utama yang mendasari Type III Pengayaan
Type III Pengayaan didasarkan pada ide-ide dari sejumlah kecil para filsuf, ahli teori dan peneliti. Pekerjaan orang-orang ini, ditambah dengan pengembangan program penelitian dan kegiatan rekan tamu saya dan saya sendiri, telah melahirkan pendekatan pembelajaran yang saya sebut Type III pengayaan. Yang mendasari pendekatan ini adalah beberapa fitur kunci yang menjadi ciri pengayaan jenis ini.
1) Keunikan dari Learner. Setiap dari peserta didik adalah unik, an karenanya, TYPE III pengalaman belajar harus direkayasa dengan cara-cara yang mempertimbangkan kemampuan, minat, dan gaya belajar dari individu. Gaya belajar termasuk preferensi untuk berbagai teknik instruksional, preferensi lingkungan belajar, gaya berpikir preferensi dan preferensi gaya ekspresi.
2) Peranan kenyamanan.Belajar lebih efektif bila siswa mwnikmatiapa yang mereka lakukan dan pembaharuan, TYPE III pengalaman harus dibangun dan dinilai sebagai keprihatinan bagi kenikmatan sebagai tujuan untuk pertumbuhan kognitif.
3) Personalisasi of Learning. Belajar adalah lebih bermakna dan menyenangkan ketika konten (yaitu pengetahua ) dan proses ( keterampilan berpikir, metode penelitian ) seseorang dalam konteks nyata dan masalah saat ini. Perhatian karenanya harus memberi kepada siswa kepada siswa unukt personalisasi pilihan dalam pemilihan masalah, relevansi masalah bagi individu atau kelompok dan strategi untuk membantu siswa dalam masalah personalisasi mereka mungkin untuk memilih belajar. Beberapa instruksi resmi dapat digunakan dalam TYPE III pengayaan, tetapi tujuan utama pendekata ini adalah untuk meningkatkan perkembangan siswa dan strategiInvestigasi.
4) Resources Metodologis. Penggunaan metode autentik para peneliti profesional, bahkan dimana digunakan pada tingkat SMP atau dalam hubungannya dengan penyelidikan yang dilakukan berulang yang sudah siap bekerja. Oleh karena itu peran utama guru dalam TYPE III pengayaan adalah untuk membantu anak-anak muda dilokasi. Pemahaman dan menggunakan sumber daya metodologis. Termasuk dalam oeran ini adalah proses penting untuk membantu orang muda menemukan dan fokus pada masalah otentik.Peran ini mungkin perlu mendapatkan saran atau keterlibatan langsung dari orang dengan pengetahuan khusus atau bakat.
5)Fokus pada produk dan layanan. Kreatif dan produktif individu hampir selalu megejar pekerjaan mereka karena mereka berharap memiliki dampak pada audiens tertentu. Pada kenyataannya, saya berharap dan percaya energi , komitmen tugas dan semangat untuk pekerjaan mereka. Saya melihat perkembangan produk dalam konteks belajar TYPE III menjadi pengolahan pemikiran. Segala sesuatu yang dimiliki seseorang terpelajar, dari keterampilan dasar hingga lanjutan tingkat informasi, pegolahan kognitif dan bahkan keterampilan interpersonal dan interpersonal datang bersama dipengembangan produk atau jasa yang produser harapkan akan menginformasikan, membujuk, menghibur atau menyebabkan orang lain untuk percaya atau berperilaku berbeda,Sangat menarik untuk dicatat bahwa ketika Saya pertama kali menulis tentang produk memainkan peran penting dalam diferensiasi kualitatif penulis lain menuduh saya mengeksploitasi “siswa berbakat”. Saya senang untuk melaporkan bahwa banyak penulis lain di lapangan sekarang termasuk dimensi produk pekerjaan mereka.
Dengan cara ringkas, tujuan akhir dari Type III Pengayaan dan fitur utama yang mendasari itu adalah untuk menggantikan ketergantungan dan pasif pembelajaran dengan kemandirian dan terlibat belajar. Walaupun semua tapi yang paling konservatif pendidik akan setuju dengan fitur kunci ini, ada banyak kontroversi tentang bagaimana ini (atau serupa) fitur dapat diterapkan dalam situasi sekolah sehari-hari. Sebuah bahaya juga ada bahwa fitur kunci ini mungkin dipandang sebagai daftar ideal lain yang berkilauan generalisasi yang tidak mudah dimanifestasikan di sekolah-sekolah yang kewalahan oleh model deduktif belajar dan berbasis standar dan menguji kurikulum pendorong. Mengembangkan program sekolah didasarkan pada metode belajar ini bukanlah tugas yang mudah. Selama bertahun-tahun, namun, kami telah mencapai jumlah cukup sukses dengan memperoleh staf pengajar, administrasi, dan orang tua konsensus mengenai sejumlah kecil mempermudah memahami konsep dan layanan terkait, dan menyediakan sumber daya dan pelatihan yang berkaitan dengan masing-masing konsep dan layanan prosedur pengiriman. Pada catatan pribadi, saya sangat bangga musim panas tahunan kami Confratute Program, yang selama 20 tahun telah melatih ribuan pendidik dari seluruh dunia dalam cara-cara praktis untuk menerapkan pedagogi ini. Ketika saya membuka mail dan melihat contoh lain dari suatu produk yang luar biasa oleh seorang anak muda, daya merasa bahwa usaha saya, dan rekan-rekan saya, sangat berharga.

Tahap II: Menyesal....aku sudah Punya Sedikit
Saya telah bertanya pada beberapa kesempatan di mana perkembangan afektif atau sosial dan emosional mengembangkan sesuai dengan Konsepsi Tiga Cincin dari Giftedness dan Pengayaan Model Triad. Aspek-aspek pembangunan secara keseluruhan yang jelas sangat penting, meskipun saya harus mengakui bahwa tulisan saya tidak fokus pada mereka, juga tidak saya bergabung dengan kelompok pembicara yang berpendapat bahwa perkembangan sosial dan emosional harus menjadi hati dan jiwa “dari gerakan mahasiswa berbakat”. Aku percaya, bagaimanapun, bahwa pekerjaan saya telah ditangani dengan pembangunan non-kognitif dalam dua cara. Tipe II Triad dimensi dari model ini adalah kendaraan yang disarankan untuk menyediakan orang-orang muda dengna aktifitas proses yang berhubungan dengan isu-isu penting seperti konsep diri, hubungan interpersonal, dan pengembangan perasaan, sikap, dan nilai-nilai. Pada saat yang sama, namun saya percaya bahwa “kaleng” kegiatan afektif tidak mempunyai banyak potensi untuk mengembangkan mempengaruhi nyata sebagaimana pengalaman yang menyebabkan orang-orang muda menjadi pribadi terlibat dalam sesuatu yang efektif secara substantif bermakna bagi mereka. Dalam hal ini, Type III Pengayaan adalah kendaraan yang lebih penting untuk mempromosikan asli mempengaruhi dan membantu kaum muda untuk menggali dimensi sosial dan perkembangan emosional.
Jadi, misalnya, kita mencatat perubahan luar biasa dalam sikap dan komitmen terhadap penyandang cacat ketika sekelompok siswa sekolah menengah mengembangkan sebuah perpustakaan pribadi yang asli, cerita cetak besar untuk terlihat sebagian teman sekolah. Dalam penyelidikan III Jenis lain, seorang anak laki-laki kelas lima mengembangkan sebuah program komputer yang asli untuk mempelajari waktu, lokasi, dan frekuensi penangkapan terkait dengan mengemudi dalam keadaan mabuk dalam komunitasnya. Karyanya menghasilkan peningkatan patroli polisi di lokasi kejadian tinggi dan penurunan berikutnya insiden mengemudi dalam keadaan mabuk. Dia juga mulai pertama bab lokal Siswa Terhadap Pengemudi Mabuk. Sekelompok siswa SD melakukan studi komprehensif tentang manfaat, dan prosedur untuk pengomposan sampah rumah tangga. Mereka mempersiapkan manual untuk dibagikan kepada warga lokal dan giat melancarkan kampanye kesadaran publik. Pekerjaan mereka sukses sehingga diperoleh hibah untuk membeli unit kompos komersial untuk sekolah mereka dan sekarang semua limbah kafetaria didaur ulang oleh para mahasiswa untuk hasil memperkaya tanah.
Contoh-contoh ini menunjukkan apa yang saya yakini sebagai bagian terpenting dari Tiga Cincin Triad Konsepsi dan model-yaitu, mendorong orang-orang muda berbakat untuk menerapkan kemampuan, kreatifitas, dan komitmen tugas untuk memecahkan masalah-masalah yang bermakna secara pribadi mereka hadapi di sekolah mereka dan masyarakat. Telah lama keyakinan saya bahwa dorongan keterlibatan jenis ini akan mengakibatkan pengembangan nilai-nilai yang berfokus pada menggunakan salah satu karunia dan bakat untuk memperbaiki dunia kita. Keterlibatan jenis ini juga memberikan kesempatan untuk kerja sama nyata (sebagai lawan ditugaskan kegiatan koperasi), pemahaman yang lebih baik dari kemampuan seseorang untuk membuat perbedaan, dan kesempatan untuk mengalami dan menghadapi perasaan-perasaan yang nyata.
Sejumlah orang telah menyarankan bahwa Pengayaan Model Triad memiliki potensi aplikasi yang melampaui apa yang semula dimaksudkan. Salah satu saran tersebut (oleh Donald Treffinger) menyebabkan seorang mendiskusikan dari model sebagai sebuah paradigma untuk kreatif produktivitas (Renzulli, 1993). Orang lain menyarankan bahwa itu mempunyai aplikasi sebagai suatu model pengembangan kurikulum. Kita miliki, pada kenyataannya, menggambarkan sebuah rencana untuk menggunakan Triad sebagai organisasi kurikuler rencana dalam mata pelajaran kelas menengah (Reis & Renzulli, 1985), dan saya telah memasukkan banyak prinsip yang mendasari Triad dalam teori kurikulum berjudul The Multiple Menu Model Mengembangkan dibedakan Kurikulum (Renzulli, 1988b). Baru-baru ini, sebuah buku oleh Margaret, pada Beecher (1995) telah menggunakan model Triad sebagai panduan untuk mengembangkan kegiatan kurikuler di semua tingkatan kelas dan materi subjek area. Meskipun inisiatif ini, saya menyesal bahwa pemikiran dan penelitian lebih lanjut tidak dikhususkan untuk cabang-cabang penuh lengkap strategi pengembangan kurikulum didasarkan pada model Triad.
Aku telah mengambil pendekatan yang agak tidak biasa menuju cakupan materi kurikulum reguler dan pengembangan unit kurikuler khusus bagi siswa berprestasi . Alasan-alasan untuk sikap ini adalah tiga kali lipat. Pertama, kekuatan yang jauh lebih kuat daripada masyarakat yang berbakat memiliki (dan mungkin selalu akan) menentukan isi dari kurikulum reguler. Untuk alasan ini, saya hanya berdebat untuk kurikuler modifikasi (misalnya, Memadatkan) dan bentuk lain dari diferensiasi menurut tingkat individu dan tingkat kinerja, dan penggantian sudah menguasai materi dengan pengayaan dan / atau kegiatan percepatan. Pendekatan ini tidak memecahkan masalah kurikulum yang menantang, tapi memang menawarkan suatu bentuk “kerusakan kontrol” sejauh menyangkut pembelajar cepat. Kedua, konten dipercepat, baik dalam bentuk kelas di atas tingkat-material atau unit yang dikembangkan secara khusus “untuk yang berbakat,” hampir selalu mengikuti pedagogi didaktis (yaitu, ditentukan, disajikan instruksi) yang mendominasi pendidikan umum. Hal ini sering berlaku bahkan dalam kasus di mana topik yang tidak biasa atau eksotis studi yang dipilih, di mana fokusnya adalah pada tema atau topik luas interdisipliner, atau ketika para penulis materi tersebut mengklaim untuk mananttang proses mental yang lebih tinggi. Ketiga, para pengembang unit khusus tidak dilaporkan wasit penelitian di jurnal-jurnal yang memverifikasi manfaat bagi siswa hanya diidentifikasi. Klaim mereka didasarkan terutama pada wajah menarik validitas, sebuah konsep yang secara umum telah ditinggalkan oleh ahli teori modern dan peneliti. Tanpa penelitian yang lebih teliti, kita masih ditinggalkan dengan pertanyaan yang menghantui: Mengapa kita tidak menggunakan unit-unit ini dengan semua siswa?
Lain yang berkaitan dengan Triad menyesal adalah, bahwa meskipun upaya terbaik saya, orang-orang yang sering menggunakan model fokus sel-sel individu daripada saling keterkaitan yang digambarkan oleh anak panah dalam diagram. Setiap jenispengayaan dimaksudkan untuk melayani sebagai leverage untuk jenis lain. Semua dalam semua, bagaimanapun, aku masih berdiri kokoh dibelakang Triad, dan percaya bahwa ketika digunakan dalam kombinasi dengan pemadatan dan percepatan berbagai pilihan, itu adalah rencana yang layak untuk mengembangkan sekolah baik dan produktif kreatif berbakat.
Menyesal terakhir berkaitan dengan Triad yang lebih rapi adalah sebuah tantangan untuk diri saya sendiri atau orang yang tertarik mungkin ingin mengambil apa yang bisa membuktikan menjadi usaha yang sangat berharga. Itu adalah harapan saya ketika saya mengembangkan Triad dan guru terlatih dalam penggunaan model bahwa mereka akan menjadi ahli dalam menemukan bahan-bahan Pengayaan Tipe II, dan mengintegrasikan mereka dengan berbagai topik di kurikulum reguler. Tuntutan waktu guru, bagaimanapun, sebagian besar telah mencegah usaha semacam ini. Meskipun demikian, ada ratusan, jika tidak ribuan, baik Tipe II pengayaan bahan-bahan yang tersedia dari puluhan penerbit dan non-komersial sumber. Meskipun bahan-bahan ini tidak memiliki basis riset yang kuat , akan bermanfaat untuk mengumpulkan informasi secara sistematis tentang kepuasan pengguna berdasarkan pendapat para ahli praktisi (yaitu, kelas guru-guru yang telah menggunakan bahan-bahan, dan yang memiliki latar belakang dalam pengayaan belajar dan mengajar). Jika aku punya waktu dan sumber daya yang saya akan senang untuk memerikasa kualitas bahan-bahan tersebut, dan bahkan mungkin melakuakan beberapa penelitian kontrol pada mereka yang secara luas digunakan. Tapi mengumpulkan dan mengevaluasi bahan-bahan ini hanya setengah dari pekerjaan! Jika kita mengharapkan mereka untuk digunakan di lebih dari satu cara serampangan, seseorang akan perlu memeriksa yang junctures dalam kurikulum reguler bahan-bahan ini dapat memberikan ekstensi yang paling relevan dan pengayaan. Proyek ini akan, pada dasarnya, menyediakan lapangan terintegrasi dengan ruang lingkup dan urutan kerangka bahan yang berkaitan dengan proses.

Tahap III: Model Pengayaan seluruh sekolah
Program khusus untuk berbakat mencapai puncaknya di Amerika Serikat pada awal 1980-an. Tetapi kekuatan lain mulai muncul dalam pendidikan umum sebagai hasil dari laporan federal yang berjudul A Nation At Risk (1983) yang memiliki dampak yang sangat tidak menguntungkan pada gerakan pendidikan berbakat. Gaya ini adalah ekuitas yang kuat-dalam-gerakan pendidikan dan sejumlah sekolah terkait inisiatif reformasi yang berusaha untuk meningkatkan apa yang dipandang sebagai sistem pendidikan menurun. Ketidakmampuan pendirian pendidikan untuk membuat perbaikan yang signifikan dalam pendidikan untuk siswa beresiko. Bahkan setelah beberapa dekade expen federal dan negara bagian di rugikan miliaran dolar, pendidikan menyebabkan para pemimpin dan pembuat kebijakan mencari kekurangan apa-apa solusi untuk sekolah yang putus asa dalam perbaikan. Salah satu solusi ini adalah menghilangkan pengelompokan dan bagian tak terpisahkan dari dorongan ini sedang melakuakn jauh dengan program-program khusus untuk bakat. Kipas kebenaran api kritik politis tentang alitisme, pilih kasih, tidak proporsional alokasi sumber daya, yang parah di bawah representasi minoritas, dan kondisi keterpisahan “yang sering ada antara program reguler dan khusus. Banyak program berbakat dihilangkan atau sangat dikurangi, pendanaan di beberapa negara menurun atau ditarik sama sekali, dan kepemimpinan di banyak negara personil departemen pendidikan di pecat. Kritik ini, tidak semua yang tidak dapat dibenarkan, membuka pintu untuk pertama kalinya untuk apa Feldman (1992) disebut pergeseran paradigma yang sejati dalam cara-cara di mana kita melihat identifikasi dan program untuk siswa berbakat dan berbakat. Sebagai seorang liberal terkemuka di lapangan, pergeseran paradigma ini memberikan pekerjaan saya sebuah pertimbangan tepat yang jalas-jelas tidak ada dalam bidang yang di dominasi konservatif.
Pada pertengahan 1980-an, Sally Reis dan aku mulai bereksperimen dengan kelayakan yang akan memasukkan pengembangan bakat di semua siswa. Pekerjaan kami di beberapa kawasan sekolah membawa kita untuk memahami bahwa ketika program yang berbakat luar biasa di tempat, keuntungan, yang jelas menunjukkan siswa lain juga. Kami percayabahwa pendekatan berbasis luas diferensiasi (yaitu, bukan hanya untuk “berbakat”), dan rasa hormat terhadap kemampuan, minat, dan belajar dari semua gaya siswa. Akan: (1) penjaga terhadap tuduhan praktik elitisme dan tidak demokratis, (2) menyediakan fleksibel vehic! 9 untuk deveiop ~ tidak IHE talens siswa yang mungkin sebaliknya tidak dikenali, dan (3) memungkinkan kita untuk terus melayani kita supaya mencapai higi siswa. Dengan kata lain, yang konsisten filsafat pendidikan demokratis untuk diferensiasi mengesahkan semua siswa untuk semua siswa.
Keyakinan ini menyebabkan perkembangan Pengayaan seluruh sekolah Model (SEM, Renzulli & Reis, 1985, 1997), yang akan dijelaskan dalam bagian tikat ikuti. Arah kita akan mengambil wori baru ini; tumbuh dari sejumlah keprihatinan dan pengalaman yang diperoleh dari penelitian kami, yang Triad/Model putaran pintu. Sebagaimana ditunjukkan di bagian atas pada Triad, aku selalu percaya bahwa pengayaan umum (yaitu, Tipe I dan II) adalah baik untuk semua siswa, asalkan itu dipandang sebagai undangan atau batu lomcatan untuk tingkat yang lebih tinggi tindak lanjut, dan jika kita memberikan kesempatan, sumber daya, dan dorongan untuk tindak lanjut seperti itu.
Kami menemukan dalam penelitian kamu bahwa ketika pengayaan itu seluruh sekolah viewcd sebagai tujuan dan tanggung jawab, sejumlah hal-hal yang baik mulai terjadi untuk semua peserta utama (mengidentifikasi siswa, non-identifikasi siswa, program khusus guru, dan guru kelas reguler). Pertama dan terutama, “ kami dan mereka” hambatan mulai menghilang antara kedua diidentifikasi dan non mahasiswa diidentifikasi, dan diantara reguler dan program khusus guru. Kelas guru lebih bersedia untuk melaksanakan kurikulum memadatkan bagi siswa mencapai tingkat tertinggi mereka. Hal ini layanan, dalam dan dari dirinya sendiri, secara dramatis meningkatkan jumlah diferensiasi bagi siswa berprestasi. Kelas guru juga menjadi lebih terampil di bercak tingkat bunga tinggi dan Aksi mengirimkan Pesan Informasi untuk sumber daya guru, dan mayoritas guru kelas berpartisipasi lebih bersemangat dalam merencanakan dan melaksanakan Jenis I dan II Pengayaan. Banyak guru-guru ini, yang sebelumnya merasa “ditinggalkan” dan bahkan menghina karena diidentifikasi siswa berbakat pergi ke guru, “sekarang merasa bahwa kekuatan dan kontribusi mereka diakui, dan bahwa mereka telah berperan dalam mengembangkan tingkat tinggi kinerja murid.
Sumber daya guru sikap juga berubah. Alih-alih merasa terisolasi, dan kadang-kadang bahkan terasing dari guru-guru lain, mereka muali merasa lebih seperti anggota tim dengan misi pengembangan bakat umum. Mereka mengalami kepuasan sebagai akibat dari berbagi beberapa pengayaan umum mereka tahu-bagaimana dengan guru kelas, dan mereka bisa berkonsentrasi usaha mereka dengan siswa yang ditargetkan Type III Pengayaan. Konsentrasi ini memberikan perasaan kuat sumber penghasilan guru spesialisasi, terutama mengingat kenyataan bahwa begitu banyak sebelumnya mereka fokus pada leterampilan berpikir sekarang sedang berasimilasi ke dalam kurikulum reguler. Perubahan sikap juga diamati antara diidentifikasi dan non-diidentifikasi. namun, tayangan ini dari pengamatan informal sekarang menunju je jebutuhan untuk beberapa penelitian yang sistematis.
Kemampuan Minat Kecendderungan gaya
Indikator Performa maksimal Bidang minat Instruksi kecenderungan gaya Kecenderungan Lingkungan Pembelajaran Lingkungan Gaya Berfikir Lingkungan gaya Ekspresi
Tes
• Standarisasi
• Buatan guru
Evaluasi Produk
• Menulis
• Lisan
• Visual
• Musik
• Konstruksi
(Catatan: perbedaan antara desain dan seleksi produk sendiri)
Level partisipasi kegiatan pembelajaran pada taraf interaksi dengan lainnya.
Sumber:
General teats
and measurement
literatur
Mencari ilmu
Keahlian
Sastrawan
Sejarawan
Logika/
matematika
Ilmu fisika
Ilmu hidup
Politik/yudisial
Atletik/rekreasi
Pemasaran/bisnis
Drama/tari
Performa
Musik
Komposisi Musik
Tata laksana/
Bisnis fotografi
Film/video
Komputer
Lain-lain


(spesifikasi)
Red.Renzulli, 1997 Actual & bor
Sesame
Pengajar
Kuliah
Kuliah/diskusi
Diskusi
Berdaulat
Terarah
Belajar
Minat/
pembelajaran
pusat
simulasi
permainan
kenyataan
dramatisasi
terarah, fantasi
belajar permainan
replikasi
laporan atau proyek
tidak terarah
Belajar berdaulat atau tanpa penasehat Antar pribadi
• Orientasi sendiri
• Orientasi sesame
• Orientasi dewasa
• Kombinasi

Fisik
• Suara
• Panas
• cahaya
• desain
• mobilitas
• waktu dalam sehari
• pemilihan makanan
• kedudukan Analisis (sekolah pintar)
Sintetik/
Kreatif
(kreatif berdaya cipta)
Praktek/
Kontekstual
(jalan pintar)

Legislative

Eksekutif

Yuridikal

Sumber:
Stenberg
1984, 988, 1990 Tulisan

Lisan

Manipulatif

Diskusi

Pemeran

Dramatisasi

Artistic

Grafik

Komersial

Pelayanan

Sumber:
Kettle
Renzulli &
Rizza 1998 Renzulli atau penasehat
Gambar 3. Dimensi Total Talent Portofolio.







Pengalaman kami menujukan bahwa murid-murid mencapai otonomi dan kepemilikan TTP dengan mengasumsikan tanggung jawab utama dalam memilih item yang akan dimasukan, memelihara secara teratur memperbarui portofolio, dan menetapkan tujuan-tujuan peribadi dengan membuat keputusan tentang item sebagai pemandu dalam proses tijauaan portofolio, tujuan utama adalah untuk menciptakan otonomi pada siswa dengan mengubah DNS untuk pengelolaan protofolio kepada mereka.

Modifikasi KurikulumTeknik
Pelayanan kedua komponen dari model pengayaan seluruh sekolah terdiri dari serangkaian niques teknologi yang dirancang untuk : (1) menilai setiap pelajar tingkat penguasaan materi kurikilum regular, (2) mengatur tingkat kecepatan dan bahan yang diperlukan untuk mengakomodasi variasi dalam pembelajaran, dan (3) pengayaan dan percepatan menyediakan alternatif bagi siswa yang memiliki, atau dapat, mudah, menguasai materi biasa dalamkecepatan yang lebih cepat. Modifikasi kurikulum yang pertama dilakukan prosedur untuk individu dan kelompok-kelompok
Kecil siswa bekerja di tingkat kurang lebih sama melalui proses yang sistematis yang disebut kurikulum memadatkan. Ini proses tiga langkah terdiri dari mendefinisikan tujuan dan hasil dari tertentu?, studi : menentukan dan mendokumentasikan mana siswa yang telah menguasai sebagian besar atau semua set tertentu hasil pembelajaran (atau mana siswa mampu penguasaan di akselerasi kecepatan) : dan menyediakan kegiatan penggati yang dikejar selam ini diperoleh dengan pemadatan kurikulum regular. Pilihan yang konten termasuk percepatan, diri individu atau kelompok yang dipilih proyek-proyek penelitian, rekan mengajar, dan berbagai keluar dari kelas atau non-aktivitas sekolah. Penelitian mengenai kurikulum memadatkan telah menunjukan bahwa proses ini dapat dengan mudah dipelajari diimplementasikan oleh guru di semua tingkat dan bahwa siswa manfaat menggunakan proses ini secara akademik.
Prosedur kedua untuk membuat penyesuaian dalam kurikulum regular pada dasar yang lebih luas adalah pemeriksaan buku teks pelajaran dan buku kerja dalam rangka untuk menentukan bagaimana dapat dihemati pada lewat. Bedah “ pembuangan bahan latihan berlebihan. Berddasarkan pada keyakinan bahwa “kurang lebih” ketika saat tiba waktunya mempromosikan lebih mendalam dalam belajar, proses ini juga mencakup kegiatan penggantian dalam bentuk pengajaran langsung keterampilan berpikir dan pengembangan kurikulum pilihan untuk high-end yang didasarkan pada multiple menu model (Renzulli, 1988b). model ini untuk diferensiasi
Kurikulum perwakilan untuk memfokuskan pada penggunaan konsep-konsep, tema, pola, struktur pengorganisasian, dan metodologi investigasi untuk menangkap esensi dari suatu topik baik didalam wilayah tradisional pengatahuan membutuhkan informasi yang bergerak naik hirarki pengetahuan : dari fakta-fakta pengetahuan tingkat lanjut, kognitif membentuk struktur dan strategi pemecahan masalah yang bertahan lama setelah mahasiswa melupakan fakta material yang merupakan fokus dari begitu banyak belajar tradisional. Beda penghapusan bahan latihan berulang menyediakan waktu untuk jenis pengalaman yang diuraikan dari bagian yang berikut.

Pengayaan Belajar dan Mengajar
Pengayaan belajar dan mengajar adalah seperangkat strategi sistematis yang dirancang untuk mempromosikan terlibat aktif dalam pembelajaran pada bagian-bagian dari kedua guru dan siswa. Dalam arti tertentu, pendekatan berusaha untuk melakukan segala sesuatu yang berlawanan dari tradisional, didaktik mengajar, dan itu didasarkan pada baik pemikiran dan metodologi tipe III pengayaan.
Meskipun pengayaan belajar dan mengajar dapat digunakan dalam semua struktur sekolah (misalnya, kurikulum regular, pengelompokan khusus, magang),
Kami telah menemukan bahwa menciptakan khusus “tempet” dalam jadwal adalah cara terbaik untuk menjamin bahwa setiap siswa akan mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam pendekatan yang berbeda untuk belajar. Tempat khusus ini disebut pengayaan cluster, pedagogis besar metode yang digunakan dalam kelompok adalah sebuah pendekatan induktif pembelajaran didasarkan pada triad pngayaan modal. Pengalaman kami menujukan bahwa penerapan kelompok ini.
Segera menyediakan visibilitas ke sekolah penigkatan luas dan jumlah yang luar bias pada bagian antusiasme siswa, guru, dan orangtua. Para cluster juga melayani tujuan penting lain yang sangat mampu dan motivasi siswa, terutama di sekolah-sekolah yang telah dikurangi atau dihilangkan pengelompokan, dan di sekolah-sekolah yang telah pindah dari menu pull-out model-model untuk kosultasi model guru. Tujuan ini dapat digambarkan sebagai identifikasi berbasis kinerja diikuti oleh layanan tambahan. Kami telah banyak contoh siswa yang dimulai pada sebuah proyek disebuah cluster,dan kemudian melanjutkan untuk melakukan yang panjang dan sangat intensif menindaklanjuti studi dibawah pengarahan atau sumber daya guru, seorang pembimbing dari masyarakat atau yang tertarik aonggota staf pengajaran sekolah umum. Aku kadang-kadang mengacu pada pengaturan ini sebagai putaran keluar dari pada pendektan tarik keluar. Artinya, minat dan momentum diperoleh dalam sebuah cluster. Setelah yang berputar mahasiswa untuk lebih maju dan terfokus situasi belajar.
Pengyaan cluster dinilai non-kelompok murid yang memiliki kepentingan bersama,dan yang dating kesana untuk mengejar kepentingan-kepentingan ini selam waktu yang ditetapkan blok khusus bisanya terdiri dari satu setengah hari per minggu.
Ada satu “aturan emas’ untuk pengayaan gabung : semua siswa yang di cluster diarahkan untuk memproduksi sebuah produk atau memberikan pelayanan untuk dunia nyata penonton. Aturan ini akan memaksa masalah belajar hanya konten yang relevan dan hanaya untuk otentik proses dalam konteks yang dipilih siswa produk jasa atau jasa kegiatan pembangunan. Semua guru (termasuk musik, seni, pendidikan jasmani, dll) yang terlibab dalam memfasilitasi ciusters, dan banyak sekolah-sekolah menggunakan kendaraan ini juga melibatkan orangtua dan masyarakat lainnya nara sumber. Dewasa keterlibatan dalam kelompok tertentu harus didasarkan pada tipe yang sama dalam bunga penilaian yang digunakan untuk kelompok mahasiswa dalam memilih pilihan.
Seperti kegiatan dalam ekstrakurikuler dan program-program seperti 4-H dan prestasi junior, para kelompok yang ditunjuk bertemu di waktu dan beroperasi pada asumsi bahwa anak sisawa guru (atau sumber daya masyarakat) ingin berada disana.
Tempat yang cluster premi pada pengembangan berpikir tingkat tinggi keterampilan dan kreatif dan produktif dalam penerapan keterampilan nyata. Cita-cita bersama membuat kekoprasian nyata kebutuhan pokok, dan pembagian kerja dalam kelompok memungkinkan untuk membedakan tingkat keahlian dan keterlibatan berbagai tingkat tantangan, dan kesempatan untuk berbagai jenis kepemimpinan yang muncul di bagian mahasiswa. Jenis lingkungan belajar yang sangat mendukung perbedaan individu, dan karean itu, mempromosikan perkembangan konsep diri, efektivitas diri, perasaan-perasaan positif yang dihasilkan dari menjadi anggota jika sebuah tim berorientasi pada tujuan. Untuk kata lain : setiap anak adalah istimewa jika kita menciptakan conditions dimana anak itu menjadi spesialis dalam kelompok khusus. Pengayaan kelompok utama berkisar pada disiplin, interdisciplin tema, atau lintas disiplin : topic sebuah teater / kelompok produksi televise, misalnya, mungkin termasuk aktor, penulis, ahli teknis, dan desain kostum, cluster berurusan dengan bagai mana untuk tahu! Tepi, asli strategi pemecahan masalah, dan hubungan interpersonal yang biasanya digunakan dalam labolatorium studio, bisnis, dan tempat-tempat lain dimana pekerjaan diarahkan untuk memproduksi sebuah produk atau jasa. Dari pada rencana pelajaran atau unit rencana, tiga pertanyaan kunci panduan jenis : penghasilan yang adalah tujuan dari kelompok pengayaan:
• Apa yang orang-orang dengan minat pada bidang ini misalnya, pembuatan film lakukan ?
• Apa pengetahuan, materi, dan sumber daya lainnya yang kita otentik lengkap nced untuk kegitan di bidang ini ?
• Dalam cara apa kita menggunakan produk atau jasa yang memiliki dampak yang dimaksud penonton ?
Cluster yang yang di tawarkan untuk blok perpanjangan waktu biasanya satu setengah hari per minggu dan mereka kadang-kadang terus selam beberapa semester (atau bertahun-tahun) jika bunga tetap tinggi dan ada esca continuctudent – lation dari keterlibatan dan kualitas produk. Siswa masukan klaster berdasarkan ……. Dan informasi lainnya yang diperoleh dari taleni total portofolio. Siswa yang mengembangkan keahlian tingkat tinggi diwilayah tertentu kadang-kadang diminati untuk melayani sebagai asisten atau fasilitator klaster mereka sendiri (biasanya dengan siswa yang lebih muda ). Kelompok juga berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi mana siswa ingin berputar ke intensif pengayaan tipe III situasi yang dilakukan dibawah bimbingan seorang guru atau sumber daya orang dewasa lain pembimbing dari dalam maupun luar sekolah.

FASE III Kepedulian dan Penutup
Kepedulian saya tentang Model Pengayaan seluruh sekolah lebih pada sebuah ketakutan daripada menyesal. SEM menjadi pelindung atas tantangan yang menyenangkan dan praktik pengayaan dapat dibuat bagi semua siswa yang berbeda-beda dalam kemampuan, minat dan gaya belajar. Keadilan bagi semua berarti bahwa kita harus menghormati semua perbedaan , dan bahwa kita harus berkomitmen cukup dan cukup pintar untuk menemukan cara untuk menghormati mereka. Saya akan sangat kecewa jika seseorang berkata kita tidak memiliki program yang berbakat karena kami menggunakan seluruh sekolah Enrichment. Niat kami dalam mengembangkan SEM tidak pernah untuk menggantikan program-program khusus. Justru itu adalah harapan kami bahwa dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar yang baik untuk semua siswa, kami akan menyebar tradisional berbakat kritik terhadap program-program dan membuat sekolah-sekolah tempat-tempat beasiswa dan kreativitas, dan antusias e untuk belajar menghormati dan dihormati.
Siswa mencapai bagian yang tertinggi akan jauh lebih baik dalam suasana di mana semua peserta didik dan guru tempat barada pada atribut tersebut, dan mereka pada gilirannya akan berkontribusi pada keunggulan yang merupakan ciri khas sekolah yang baik. Kita harapkan pelayanan kepada siswa yang paling mampu untuk mengatasi aktif dan tidaknya sejarah yang telah menjadi ciri gerakan mahasiswa berbakat, advokasi harus untuk menyadari bahwa yang terbaik dan program-program yang sejahtera pada umumnya ada pada sekolah yang bagus . Sebagai pendukung layanan khusus untuk program berbakat, saya menyadari tahun yang lalu bahwa saya bertanggung jawab secara moral dan pendidikan untuk mengabdikan apa pun kontribusi saya yang mungkin membuat yang sulit-tapi tidak mungkin-tugas mengasuransikan pendidikan terbaik untuk masing-masing dan setiap murid yang datang dengan bermacam bakat. Gedung sekolah komunitas pendidikan telah berperan sebagai perintis dalam mengembangkan beberapa strategi terbaik yang tersedia untuk tantangan pada kemampuan orang-orang muda yang cerdas. Yang lebih besar dan saya yakin lebih mulia tantangan di depan kita adalah untuk mengkaji sejauh mana kita berdedikasi lapangan dengan kecil tapi dapat berdampak besar pada pendidikan secara umum. Akhirnya, ketika semuanya telah dikatakan dan dilakukan, saya percaya bahwa pekerjaan saya tidak lebih dari terorganisir akal sehat. Meskipun sering disebut sebagai teori pendidikan berbakat, saya harus mencoba untuk membuat semua pekerjaan saya sebagai praktis mungkin. Teori-teori yang terbaik adalah nilai kecil dalam bidang ilmu pengetahuan yang diterapkan jika mereka tidak masuk akal dengan memberikan strategi khusus dan bimbingan kepada praktisi, orang-orang yang kita harapkan akan menggunakannya untuk kepentingan orang-orang muda. Dalam memikirkan kembali berbagai hal yang saya lakukan selama seperempat abad, terpikir oleh saya bahwa aspek-aspek itu jelas theoritical menantang, tapi itu adalah aspek-aspek praktis yang membuat menyenangkan.

Jumat, 01 Januari 2010

PROGRAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK CERDAS ISTIMEWA BERBAKAT ISTIMEWA.

ARTIKEL

Salah satu program layanan pendidikan anak cerdas istimewa berbakat istimewa adalah Akselerasi. Akselerasi adalah Program Pendidikan percepatan belajar yang diberikan kepada anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa.Tujuannya adalah Memberi kesempatan kepada siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk menyelesaikan program studi lebih cepat.
Masalah yang diangkat pada materi kali ini adalah anggapan atau pandangan yang salah dari pihak sekolah terhadap program ini, telah membuat kesalahan dalam pelaksanaannya. Di masyarakat, masih menjadi pro dan kontra adanya program akselerasi bagi siswa cerdas istimewa baik pendidik maupun orang tua siswa. Masyarakat menaruh curiga terhadap program akselerasi seolah menjadi ajang mengeruk dana dari orang tua yang memiliki kelebihan dana pendidikan. Hal ini diungkapkan IMAM MUKTI, WIBAWA yang menguraikan pengalaman sebagai guru di program akselerasi selama 6 tahun di SMP Taruna Bakti Bandung.
Adapun Faktor penyebab nya adalah
 Sekolah berusaha untuk terus memaksakan supaya program ini selalu ada di setiap tahun ajaran dengan jumlah siswa semaksimal mungkin.
 Menawarkan pilihan kepada siswa atau orang tua untuk mengikuti program akselerasi atau tidak. Padahal program akselerasi bukanlah program pilihan karena program ini harus memenuhi standar yang telah baku dan bersifat menetap, yaitu IQ. Dengan menawarkan pilihan, maka dimungkinkan siswa yang tidak memenuhi standar IQ dapat mengikuti program ini selama memenuhi syarat “administrasi” kepada sekolah.
 Memberikan layanan pembelajaran yang tidak berbeda dengan layanan reguler. Keseriusan sekolah dalam mengelola akselerasi. Apabila sekolah memandang akselerasi hanya untuk mengingkatkan gengsi atau ajang promosi untuk menarik siswa saja, maka setelah PSB (penerimaan Siswa Baru) selesai dan tahun pelajaran dimulai maka sekolah menganggap perhatian terhadap program ini pun selesai dan diperlakukan sama dengan program lainnya.
 Progam akselerasi diperlakukan istimewa oleh sekolah khususnya dalam hal fasilitas dan sarana belajar sehingga menimbulkan kecemburuan dari siswa atau guru lainnya. Siswa akselerasi dipungut biaya pendidikan lebih dari reguler maka sekolah menganggap bahwa penambahan fasilitas untuk kelas akselerasi menjadi sesuatu yang wajar.
SOLUSI
1) Membenahi pandangan atau paradigma dari sekolah dan masyarakat dalam memandang program akselerasi.
Oleh karena itu maka sekolah penyelenggara akselerasi harus terus membenahi diri dalam pelaksanaan akselerasi sehingga tidak menimbulkan kesalahanpahaman dari masyarakat. Sekolah berada pada posisi sebagai ujung tombak pelaksanaan program ini, sehingga dituntut untuk membenahi diri dalam memandang keberadaan program akselerasi. Pandangan bahwa akselerasi hanya menjadi icon atau simbol dari status sekolah semata harus ditanggalkan dan diganti menjadi bentuk pengabdian dalam melayani siswa secara utuh dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Apabila sekolah memandang program ini sebagai bentuk layanan bagi siswa cerdas istimewa maka sekolah tidak akan main-main atau asal dalam menjalankan program ini karena manyangkut masa depan siswa dan pemenuhan hal mereka secara utuh. Setelah melakukan hal tersebut kami mengusulkan supaya sekolah penyelenggara akselerasi melakukan sosialisasi yang baik dan tepat tentang hakekat dan landasan penyelenggaraan program akselerasi. Hal ini bisa dilakukan terbatas yaitu kepada stakeholder pendidikan maupun secara umum melalui berbagai media yang tersedia.
Misalnya kalau kita mencoba membuka internet dan mencari artikel atau tulisan seputar akselerasi, maka yang kita temukan banyak sekali yang bernada negatif atau kontra. Ini bukan semata kesalahan masyarakat, namun juga kekurangan sekolah dan pemerintah dalam mensosialisasikan program ini secara tepat dan baik.
Begitu pun orang yang mengaku sebagai pakar pendidikan yang biasa bergulat dengan berbagai teori dan wacana tanpa mampu melihat pelaksanaannya secara lebih detil atau merata. Kekeliruan pelaksanaan progam di beberapa sekolah kemudian menjadi dalih atau alasan bagi mereka dalam menyatakan bahwa akselerasi tidak tepat, salah dan ngawur dalam mengakomodasi anak-anak yang memiliki kecerdasan superior atau cerdas istimewa. Sementara sekolah yang dinilai berhasil menyelenggarakan program ini cenderung menutup diri untuk berbagi pengalaman dan strategi pelaksanaan mereka kepada sekolah lain. Harus kita akui dan pahami bahwa akselerasi memangg bukan satu-satunya jenis layanan pada anak cerdas istimewa, namun yang harus dimengerti pula oleh masyarakat bahwa sekolah tidak dapat dengan mudah atau asal-asalan membuat sebuah inovasi layanan pendidikan karena menyangkut masalah legalitas dan kesinambungan program bagi siswa-siswa yang mengikuti program tersebut. Dan sampai saat ini, program yang relatif siap untuk itu adalah akselerasi. Oleh karena itulah maka senantiasa mengusullkan kepada pemerintah untuk juga memfasilitasi bentuk layanan lainnya. Melakukan proses rekruitmen yang benar-benar mengikuti aturan dan prosedur baku dan telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan. Masalah yang dihadapi sekolah penyelenggara akselerasi dalam perjalanan proses pendidikan di kelas salah satu faktor yang sangat menentukannya adalah pada proses perekrutan. Apabila sekolah mencoba-coba bermain atau tidak serius dalam masalah perekrutan ini maka akan dapat dipastikan mengalami berbagai masalah perkembangan siswa didiknya, seperti ada siswa yang tidak kuat mengikuti proses pembelajaran dalam tingkat kecepatan yang tinggi atau masalah dalam perkembangan dan kematangan psikologis. Jadi apabila perekrutan dijalankan secara benar maka tidak akan kita temui siswa yang drop dan masuk ke kelas reguler karena pada hakekatnya mereka telah memiliki potensi yang baik
2) Sekolah terus membenahi diri dalam meningkatkan sumber daya tenaga pendidik, minimal dalam pemahaman tentang karakteristik anak cerdas istimewa
3) Tidak memperlakukan akselerasi secara berlebihan, kecuali dalam hal metode dan pendalaman materi
4) Perlu adanya pembinaan dan peningkatan Sumber Daya Guru yang berkesinambungan bagi peningkatan kualitas pendidikan khususnya dalam mendampingi siswa akselerasi.
5 )Perlunya kerjasama antara semua pihak untuk membenahi kekurangan dalam penyelenggaraan akselerasi.
6 )Pemerintah melakukan berbagai penelitian dan uji coba untuk program dan metode alternatif lainnya secara komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga masyarakat dapat memilah dan memilih berbagai bentuk layanan bagi siswa cerdas istimewa.